Kesaksian Gen Z Korban PHK: Minta Kejelasan Status Malah Dipecat

1 day ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2025 tampaknya menjadi periode yang sulit bagi banyak Gen Z. Mereka yang baru lulus dan mencari kerja kesulitan mendapatkan tawaran pekerjaan, sementara yang sudah bekerja banyak juga yang menjadi korban PHK atau pemecatan.

Hal ini dialami Ibrahim Susbach (24 tahun), Gen Z asal Bekasi yang menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) saat bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang oil and gas service di kotanya. Di sana, Ibrahim memegang dua peran sekaligus, yaitu Corporate Communication dan Content. Namun, ketika ia menghadap atasan untuk mendapat kejelasan soal perannya, Ibrahim justru kehilangan pekerjaannya.

"Saya merasa jobdesk selama ini nggak jelas, pegang dua role tanpa prioritas yang jelas," tuturnya kepada CNBC Indonesia di Bekasi, Senin (2/6/2025).

Selama berbulan-bulan, Ibrahim memendam kegelisahan itu. Sampai suatu waktu, atasannya membuka ruang diskusi bagi karyawan yang ingin menyampaikan aspirasi.

"Pas ada kesempatan, saya coba beranikan diri. Saya minta kejelasan role saya apa sebenarnya. Juga sempat bahas soal support tambahan supaya kerjaan lebih optimal," ujarnya.

Namun harapan tak sejalan dengan realita. Alih-alih diskusi terbuka, Ibrahim justru mendapat respons yang menurutnya tertutup dan inkonsisten. "Janji mau memangkas sebagian kerjaan, tapi malah balik lagi ke awal, disuruh pegang semua lagi," katanya.

Tak lama setelah itu, keputusan mengejutkan datang. "Bos saya tiba-tiba mutusin buat mengakhiri kerja sama sama saya Oktober kemarin. Katanya nggak mau ada tim marketing lagi," ujar Ibrahim.

Situasi makin runyam ketika gosip tak sedap beredar di kantor. "Istrinya malah bilang ke karyawan lain, katanya saya minta aneh-aneh pas perpanjangan kontrak. Lah, kalo saya minta Pajero baru, deh, itu aneh," ucap Ibrahim sambil tertawa getir.

Cerita Ibrahim hanyalah secuil potret dari tren PHK yang melanda Generasi Z belakangan ini. Laporan Intelligent 2024 mencatat, enam dari 10 perusahaan melaporkan memecat lulusan baru yang mereka rekrut tahun ini.

Alasan paling banyak adalah kurangnya motivasi (50%), kurangnya profesionalisme (46%), serta keterampilan komunikasi yang buruk (39%).

"Gen Z sering kali tidak siap menghadapi lingkungan kerja yang dinamis dan ekspektasi pekerjaan yang mandiri," ujar Huy Nguyen, kepala penasihat Intelligent, dikutip dari Euronews.

Laporan lain bahkan menemukan 70% Gen Z masih mengandalkan bantuan orang tua dalam proses pencarian kerja. Ada yang bahkan membawa orang tua ke wawancara atau meminta mereka menuliskan lamaran.

Sementara itu, ketidakcocokan budaya dan sistem kerja lintas generasi juga kerap jadi pemicu konflik di kantor.

Meski sempat terpukul, Ibrahim kini memilih bangkit. "Buat teman-teman, jangan takut speak up, tapi juga siap mental kalau hasilnya nggak selalu sesuai harapan. Kita belajar dari situ," pesan Ibrahim.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Efek Domino Perang Dagang ke Bisnis Parfum Lokal

Next Article Banyak Perusahaan Pecat Karyawan Gen Z di 2024, Ini Alasannya

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |