Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengonfirmasi adanya 22 perusahaan di Indonesia yang terdeteksi memiliki paparan radioaktif Cesium-137 (Cs-137). Temuan ini meliputi berbagai sektor industri, mulai dari peleburan baja, pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), hingga pabrik sepatu dan makanan olahan berbahan unggas.
Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Setia Diarta saat Setia rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Jakarta, Selasa (11/11/2025). Dia mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan dan pemetaan, terdapat 15 industri peleburan logam yang teridentifikasi memiliki paparan Cs-137 maupun non-Cs-137, dengan laju dosis antara 0,18 hingga 700 mikrosievert per jam.
"Lalu terdapat tiga industri pengelolaan limbah B3 dengan laju dosis 0,24 sampai dengan 0,4 mikrosievert per jam, serta tiga industri makanan dengan laju dosis 1,6 sampai dengan 152 mikrosievert per jam," ujar Setia, dikutip Rabu (12/11/2025).
Selain itu, enam lokasi timbunan scrap juga ditemukan memiliki paparan Cs-137 dengan laju dosis mencapai 11 hingga 10 ribu mikrosievert per jam.
Adapun proses dekontaminasi di 22 titik industri tersebut dilakukan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Polri.
"Pada saat terakhir kami mengikuti rapat koordinasi, sekitar 22 titik sudah didekontaminasi dan diharapkan selesai di akhir Oktober lalu," katanya.
Meski dilakukan pemetaan dan pembersihan, Setia menyebut sebagian besar perusahaan tetap beroperasi seperti biasa.
"Jadi tidak langsung dikarantina. Fokus pada saat itu adalah pemetaan di industri yang radiasi Cs-137-nya tinggi. Perusahaan lain tetap beroperasi dengan normal saat itu," ucap dia.
Kemenperin juga mencatat sebanyak 1.561 pekerja di kawasan industri yang terdampak telah menjalani pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan turut dilakukan terhadap warga di sekitar lokasi.
"Ini yang bekerja di BMS (PT Bahari Makmur Sejati) di tempat udang beku tadi, dengan di PMT (PT Peter Metal Technology)," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, kasus radiasi Cs-137 ini mencuat setelah otoritas FDA Amerika Serikat (AS) dan Bea Cukai Belanda mendeteksi paparan radioaktif pada dua produk asal Indonesia, yakni produk sepatu kets dan udang beku.
"Kami perlu menyampaikan hal ini karena masyarakat hebohnya hanya dengan udang. Tapi sebelum dengan udang, jauh sebelumnya, kami sudah menerima laporan dari Bea Cukai Belanda terhadap hasil temuan beberapa kotak sepatu kets yang memiliki paparan radiasi maksimal 110 nanosievert (nSv) per jam akibat Cesium-137," ungkap Setia.
Ia menuturkan, pabrik sepatu yang dimaksud berlokasi di Banten. Dari hasil investigasi, ditemukan satu kotak sepatu berisi sepasang sepatu dengan tingkat aktivitas cemaran sekitar 1,5 kilobecquerel (kBq) Cs-137, atau setara 1,6 becquerel per gram.
Sementara di Amerika Serikat, US Customs and Border Protection juga menemukan Cs-137 pada produk udang beku dari Indonesia.
"Pada 14 Agustus 2025, US FDA merilis impor alert 9951 terhadap produk udang yang berasal dari Indonesia karena ada kontaminasi Cs-137. Udang ini diproduksi oleh PT Bahari Makmur Sejati yang berlokasi di kawasan industri Modern Cikande Industrial Estate," jelas Setia.
Dari hasil penyelidikan Bapeten dan BRIN, sumber radiasi diketahui berasal dari tungku peleburan baja milik PT Peter Metal Technology (PMT).
"Hasil analisis laboratorium menyebutkan kontaminan pada lokasi terpapar identik dengan kontaminan pada sisa produksi PT PMT," ujarnya.
Bahan baku skrap baja yang digunakan PT PMT diduga berasal dari dalam negeri dan kemungkinan tercampur limbah peralatan medis yang mengandung Cs-137. Saat ini, penelusuran rantai pasokan bahan baku tengah ditangani aparat penegak hukum.
Kemenperin juga menegaskan, seluruh industri logam pengguna bahan baku scrap wajib memasang radiation portal monitoring (RPM) serta continuous emission monitoring system (CEMS) untuk mencegah insiden serupa di masa depan.
"Dalam penerbitan Masterlist Impor Limbah Non-B3 Logam, kami mensyaratkan bukti bahan baku bebas dari radioaktif dan surat komitmen pemasangan alat pemantau. Beberapa industri besar seperti Krakatau Posco juga sudah memasang RPM," tegas Setia.
Berikut daftar perusahaan terindikasi terpapar radiasi Cs-137 hasil pemetaan Kemenperin dan Bapeten di Kawasan Industri Modern Cikande:
PT Bahari Makmur Sejati
PT Nikomas Gemilang
PT Citra Baru Steel
PT Valero Metals Jaya
PT Universal Eco Pacific
PT Sinta Baja Jaya
PT Crown Steel
PT Sentosa Harmony Steel (Hwa Hok Steel)
PT Vita Prodana Mandiri
PT Kanemory/Food Service
PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN)
PT Peter Metal Technology
PT Growth Nusantara Industry
PT Asa Bintang Pratama
PT Cahaya Logam Cipta Murni
PT Ediral Tritunggal Perkasa
PT Ever Loyal Copper
PT Hightech Grand Indonesia
PT Jongka Indonesia
PT Kabatama Raya
PT New Asia Pacific Copper Indonesia
PT O.M Indonesia
PT Zhongtian Metal Indonesia
PT Luckione Environment Science Indonesia.
Foto: Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronik (ILMATE) Kemenperin Setia Diarta (kiri) dan Direktur Jenderal Ketahanan Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Tri Supondy (kanan) saat dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI di di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (10/11/2025). (Tangkapan Layar Youtube/TVR Parlemen)
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronik (ILMATE) Kemenperin Setia Diarta (kiri) dan Direktur Jenderal Ketahanan Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Tri Supondy (kanan) saat dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI di di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (10/11/2025). (Tangkapan Layar Youtube/TVR Parlemen)
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 10 Fakta Terkini Kasus Paparan Radioaktif Cs-137 Cikande Serang

3 hours ago
4

















































