Jepang Ngamuk, Tak Sudi Anime dan Manga Dicuri Amerika

3 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah ChatGPT, OpenAI memperkenalkan aplikasi baru yang mengguncang dunia. Dinamai 'Sora 2', aplikasi pembuatan konten visual berbasis AI ini langsung jadi sorotan.

Dalam kurun waktu kurang dari 5 hari pasca dirilis resmi pada 1 Oktober 2025, Sora 2 sudah di-download 1 juta kali. Namun, kehadiran Sora 2 memicu kontroversi terkait hak cipta.

Salah satunya datang dari pemerintah Jepang. Menurut laporan IT Media, pemerintah Jepang mengajukan permintaan resmi kepada OpenAI untuk menghindari pelanggaran hak cipta, khususnya pada karakter-karakter anime dan video game buatan kreator Jepang.

Sora 2 memiliki kemampuan menciptakan video berdurasi 20 detik dengan resolusi 1080p, lengkap dengan audio. Proses penciptaan video tersebut dinilai rentan melanggar hak cipta dari karya-karya yang terpampang di internet.

Setelah dirilis, video-video buatan Sora 2 membanjiri linimasa media sosial. Banyak di antaranya yang berisi penggambaran karakter berhak cipta, termasuk dari anime dan waralaba game populer seperti One Piece, Demon Slayer, Pokemon, dan Mario.

Dalam konferensi pers Kantor Kabinet pemerintah Jepang pada pekan lalu, Menteri Negara untuk Strategi Kekayaan Intelektual dan AI, Minoru Kiuchi, memberi tahu para hadirin tentang permintaan pemerintah kepada OpenAI asal Amerika Serikat (AS) untuk menahan diri dari pelanggaran hak kekayaan intelektual Jepang.

Permintaan tersebut diajukan secara online oleh Markas Besar Strategi Kekayaan Intelektual Kantor Kabinet. Kiuchi kemudian menggambarkan manga dan anime sebagai 'harta karun' tak tergantikan yang dibanggakan Jepang kepada dunia, dikutip dari IGN, Rabu (15/10/2025).

Politisi Jepang lainnya seperti Menteri Digital, Masaaki Taira, mengungkap harapan bahwa OpenAI akan mengambil tindakan sukarela untuk memenuhi permintaan ini. Jika tidak, OpenAI bisa tersandung Undang-Undang Promosi AI Jepang yang berlaku sejak 1 September 2025.

Undang-Undang Promosi AI Jepang bertujuan menjadikan Jepang sebagai negara paling ramah AI dengan mendorong kebijakan yang mempromosikan pengembangan dan pemanfaatan AI untuk pertumbuhan sosial-ekonomi.

Namun, undang-undang ini juga menetapkan beberapa prinsip untuk menangani penggunaan AI yang bermasalah, termasuk pelanggaran hak cipta.

Pasal 16 Undang-Undang Promosi AI mencakup penelitian dan investigasi, menyatakan bahwa pemerintah dapat menganalisa kasus-kasus yang dinilai melanggar hak atau kepentingan warga negara.

Pelanggaran yang dimaksud bisa melalui penelitian, pengembangan, atau pemanfaatan teknologi terkait AI yang dilakukan untuk tujuan yang tidak pantas atau dengan metode yang tidak pantas. Undang-undang tersebut juga mempertimbangkan tindakan pencegahan berdasarkan analisis yang dibuat.

Namun, sebagaimana dicatat oleh Future of Privacy Forum, undang-undang ini tidak menetapkan sanksi yang jelas atas penyalahgunaan AI, melainkan mengimbau pelaku usaha untuk bekerja sama dengan langkah-langkah tersebut.

Dalam laporan Reuters pada 29 September 2025, OpenAI disebutkan telah menghubungi agensi-agensi talenta dan studio kreatif sepekan sebelum perilisan resmi Sora 2. OpenAI memberikan opsi bagi pihak-pihak terkait untuk mengecualikan visual mereka dalam proses pengumpulan data Sora 2.

Namun, tidak diperinci studio dan agensi mana saja yang dihubungi. Tak jelas apakah studio dan agensi Jepang turut dihubungi.

Munculnya visual berhak cipta dalam konten buatan Sora 2 memicu kritik di media sosial Jepang. Kritik itu tak cuma ditujukan ke OpenAI, tetapi juga pemerintah dan pemegang IP Jepang karena dinilai gagal merespons potensi pelanggaran hak cipta yang dimungkinkan oleh AI.

Pada 4 Oktober 2025, CEO OpenAI Sam Altman mengatakan dalam unggahan blog bahwa akan ada perubahan pada Sora 2 di masa depan, terutama terkait hak cipta.

"Pertama, kami akan memberikan pemegang hak kendali yang lebih perinci atas pembuatan karakter, serupa dengan model opt-in untuk kemiripan tetapi dengan kendali tambahan," tegas Altman.

Ia menambahkan bahwa OpenAI akan memberikan pemegang hak cipta kemampuan untuk menentukan bagaimana karakter mereka dapat digunakan, atau tidak boleh digunakan sama sekali.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Wus... Jepang Punya Kecepatan Internet Tercepat di Dunia

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |