Insentif Prabowo dan Upgrade JP Morgan Diuji Murka Trump: Siapa Menang?

1 day ago 8
  • Pasar keuangan Indonesia kompak menguat pada pekan lalu sejalan dengan meredanya perang dagang China vs AS
  • Bursa Wall Street melemah pada perdagangan terakhir pekan lalu
  • Stimulus ekonomi Prabowo, upgrade rating dan memanasnya Rusia-Ukraina akan menggerakkan pasar keuangan hari ini

Jakarta,CNBC Indonesia-  Pasar keuangan Indonesia kompak menguat pada pekan lalu sejalan dengan meredanya perang dagang China vs Amerika Serikat hingga pemangkasan suku bunga Bank Indonesia. Pasar keuangan Indonesia diharapkan bisa melanjutkan tren positif pada pekan ini.

Selengkapnya mengenai proyeksi sentimen pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup pekan lalu dengan penguatan signifikan. Pada Jumat (23/5/2025), IHSG ditutup naik 0,66% ke 7.214,16, menembus level psikologis 7.200. Dalam sepekan, IHSG melonjak 1,51%, dan selama sebulan terakhir sudah terbang 10,35%.

Penguatan pasar terjadi merata, dengan 280 saham menguat, 315 melemah, dan 211 stagnan. Kapitalisasi pasar meningkat menjadi Rp12.592,72 triliun dengan nilai transaksi harian mencapai Rp12,15 triliun.

Sektor bahan baku mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 5,19%, diikuti oleh utilitas (+1,94%) dan sektor finansial (+0,52%). Saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) milik konglomerat Prajogo Pangestu menjadi pendorong utama dengan lonjakan 8,14%, menyumbang lebih dari 23 poin terhadap IHSG. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Barito Renewables Energy (BREN) juga turut menopang indeks.

Dari dalam negeri, pelaku pasar menyambut positif potensi penurunan suku bunga acuan dan membaiknya defisit transaksi berjalan. Langkah Danantara untuk efisiensi BUMN lewat M&A juga dinilai memberi prospek cerah bagi sektor korporasi ke depan.

Namun dari sisi global, tekanan masih datang dari lonjakan yield obligasi AS. Yield tenor 30 tahun menembus 5% pada pekan lalu atau level tetringginya sejak Februari tahun ini.

Beralih ke pasar Valuta Asing, rupiah berhasil mencatat penguatan selama enam hari beruntun terhadap dolar AS hingga akhir pekan lalu. 

Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Jumat (23/5/2025) ditutup pada posisi Rp16.215/US$ atau menguat 0,67%. Secara mingguan, rupiah terpantau mengalami apresiasi sebesar 1,34%.

Rupiah mencatat beberapa kinerja positif pekan lalu. Di antaranya adalah selalu menguat dalam lima hari perdagangan, membukukan penguatan tajam dalam sepekan, serta menyentuh level terbaiknya sejak Februari 2025.

Posisi penutupan rupiah di Rp 16.215 adalah yang terkuat sejak 17 Februari 2025 (Rp 16.210) atau lebih dari tiga bulan terakhir.

Dalam sepekan, rupiah juga selalu mencatatkan penguatan dalam lima hari perdagangan. Kondisi ini sudah sangat ditemui sejak perang dagang meletus.

Sepanjang pekan lalu, nilai tukar rupiah menguat 1,34%. Ini memperpanjang tren penguatan menjadi dua pekan beruntun. Penguatan sepekan tersebut juga menjadi kabar baik mengingat mata uang Garuda lebih kerap ambruk dalam sepekan.

Sepanjang tahun ini, nilai tukar rupiah hanya menguat sembilan pekan selebihnya ambruk.

Menguatnya rupiah disebabkan oleh ambruknya dolar AS. Mata uang Greenback jatuh karena kekhawatiran atas memburuknya kesehatan fiskal Amerika Serikat membuat para investor bergegas mencari tempat berlindung yang aman.

Indeks dolar ditutup di 99,19 pada pekan lalu atau terlemah sejak 28 April 2025.

Indeks dolar AS (DXY) justru melemah 0,32% ke 99,64, meski sebelumnya sempat menguat usai DPR AS mengesahkan RUU besar terkait pemotongan pajak dan belanja negara yang didorong Presiden Donald Trump.

Pasar tampaknya mulai merespons risiko fiskal yang ditimbulkan RUU tersebut, termasuk proyeksi lonjakan utang AS sebesar US$3,8 triliun dalam 10 tahun ke depan. Di sisi lain, data PMI zona euro yang suram semakin membebani euro dan mendukung arus modal ke emerging market, termasuk Indonesia.

Sementara, imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun ditutup relatif stabil di 6,832% pada Jumat (23/5/2025), sedikit menurun dibanding penutupan Kamis di 6,844%.

Stabilitas yield ini menunjukkan bahwa investor tetap optimis terhadap kondisi fiskal dan moneter domestik. Tren penguatan rupiah serta ekspektasi penurunan suku bunga acuan menjadi sentimen penahan tekanan terhadap pasar obligasi dalam negeri, meski yield global mengalami kenaikan tajam.

Pages

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |