InJourney Sulap Borobudur Jadi Destinasi Kultural Spiritual Inklusif

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah kembali menjadi pusat penyelenggaraan perayaan Tri Suci Waisak 2569 BE/2025. Puluhan ribu umat Buddha dari berbagai negara dan daerah di Indonesia memadati Candi Borobudur secara khusyuk mengikuti rangkaian acara peringatan Waisak 2025.

Tak hanya itu, kehadiran festival lampion dan atraksi drone show yang menceritakan perjalanan sang Buddha membuat langit Borobudur semakin cantik dan menjadi daya tarik bagi masyarakat sekitar. Perayaan ini merupakan hasil kolaborasi PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney dengan Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) dengan dukungan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

"InJourney mengucapkan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan serta partisipasi aktif masyarakat yang telah membantu kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan Waisak 2569 BE/2025. Antusiasme masyarakat terhadap penyelenggaraan Waisak tahun ini semakin mengukuhkan Candi Borobudur sebagai destinasi pariwisata kultural spiritual yang tak hanya menjadi simbol dalam menjaga warisan budaya dunia namun lebih dari itu, melalui Waisak ini Candi Borobudur menjadi representasi untuk membuktikan bahwa pariwisata Indonesia mampu mengedepankan nilai-nilai toleransi, keharmonisan, dan kebhinekaan," tutur Direktur Utama InJourney, Maya Watono dikutip Rabu (14/5/2025).

Perayaan Waisak di Candi Borobudur juga diikuti 36 bhikkhu dari berbagai negara, seperti Thailand, Kamboja, Malaysia, dan Amerika Serikat yang sebelumnya melakukan ritual Thudong sejauh 2.600 km dari Thailand menuju Indonesia. Ritual Thudong merupakan perjalanan spiritual yang dilakukan biksu dengan berjalan kaki sejauh ribuan kilometer sebagai bentuk penerapan nilai-nilai kesabaran, ketekunan, dan ketabahan.

Ritual thudong Waisak 2025 diawali di Bangkok pada 6 Februari 2025. Mereka tiba di Candi Borobudur pada Sabtu, 10 Mei 2025.

Rangkaian acara Waisak 2025 dimulai dengan pengambilan Api Dharma dan Air Suci. Pengambilan Api Dharma dilakukan di Api Abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, sementara pengambilan Air Suci dilakukan di Umbul Jumprit, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Selanjutnya dilakukan kirab ke Candi Borobudur untuk melaksanakan puncak prosesi Waisak.

Puncak acara dimulai dengan kirab dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur, prosesi pelepasan lampion, peringatan detik-detik Waisak yang jatuh pada pukul 23.55.29 WIB dan diakhiri dengan ritual pradaksina atau berjalan mengelilingi Candi Borobudur sebanyak 3 kali sebagai bentuk penghormatan spiritual.

Dalam mendukung kelancaran penyelenggaraan Waisak 2025, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC) atau InJourney Destination Management (IDM) menyiapkan berbagai sarana dan prasarana. Salah satunya kantong-kantong parkir untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung. 

IDM juga menjalin kerja sama dengan pihak kepolisian untuk memastikan kelancaran lalu lintas saat pelaksanaan acara. Selain itu, dihadirkan pula Pasar Medang dengan ragam pilihan kuliner lokal baik tradisional dan kontemporer serta parade tarian dan berbagai kesenian untuk menambah hiburan bagi masyarakat yang hadir.

"Kami bersyukur seluruh rangkaian acara berlangsung dengan khidmat dan lancar, dan seluruh Umat Buddha serta pengunjung Borobudur lainnya bisa menikmati perayaan Waisak 2025 di Candi Borobudur. Kami berharap perayaan Waisak tahun ini bisa memberikan kesan dan makna yang mendalam bagi seluruh masyarakat yang hadir," kata Direktur Utama InJourney Destination Management, Febrina Intan.

Dia menegaskan, InJourney berkomitmen untuk mendorong ekosistem pariwisata yang inklusif di Candi Borobudur. Borobudur menjadi wajah pariwisata yang memuliakan nilai spiritual dan budaya bangsa.

Pengelolaan Candi Borobudur menjadi model pengembangan destinasi pariwisata di Indonesia lainnya tidak sekadar berorientasi pada angka kunjungan dan profit, tetapi juga kualitas pengalaman, kelestarian budaya dan pemberdayaan masyarakat.

"Candi Borobudur merupakan ekosistem pariwisata yang inklusif, yang berarti harus mampu menjangkau seluruh kalangan. Karena itu, InJourney mendorong berbagai prakarsa untuk menjadikan Candi Borobudur tempat wisata sejarah dan budaya sekaligus sebagai pusat spiritualitas yang terbuka untuk semua kalangan, tanpa memandang agama, suku, atau latar belakang pengunjung," tambah Maya.

Maya juga menambahkan, bahwa pengelolaan Candi Borobudur membuktikan bahwa ketika destinasi wisata dikembangkan dengan pendekatan inklusif, kontemplatif, dan berbasis komunitas, maka ada hasil dari sisi ekonomi dan warisan nilai bagi generasi mendatang.

"Dengan dukungan para pemangku kepentingan, Candi Borobudur ke depan menjadi ikon dunia, juga rumah spiritual global yang penuh kedamaian," tutup Maya. 


(bul/bul)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Puncak Perayaan Waisak 2025

Next Article InJourney Group Berangkatkan 2.374 Pemudik ke 5 Kota Tujuan

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |