Jakarta, CNBC Indonesia - Permasalahan geopolitik menuntut suatu negara konflik untuk melakukan impor senjata.
Dalam beberapa tahun ini kita mencermati konflik terjadi di beberapa negara, seperti Rusia dengan Ukraina, lalu ke Timur Tengah yang melibatkan Hamas dan Israel, lalu melebar ke kelompok Houthi Yaman yang membuat rusuh di Laut Merah. Lalu yang terbaru ada konflik di India dan Pakistan.
Dari kejadian ini, melansir data SIPRI Arms Transfers Database per 10 Maret 2025 merilis data tren impor senjata dari periode 2020 - 2024.
Data menunjukkan Ukraina menjadi importir senjata utama terbesar di dunia pada periode tersebut, menguasai pangsa pasar global sampai 8,8%. Impor-nya naik hampir 100 kali lipat dibandingkan periode 2015 - 2019.
Lalu diurutkan kedua ada India dengan dominasi impor sampai 8,3%. Qatar dan Saudi Arabia di posisi selanjutnya dengan dominasi di kisaran 6%, sementara posisi ke-lima ditempati Pakistan sebanyak 4,6%.
Bisa dibilang dalam beberapa tahun ini, India dan Pakistan sudah mengumpulkan senjata guna menghadapi konflik antara dua negara konflik itu saat ini.
Kalau bicara Indonesia, kita juga di posisi impor senjata dengan ranking 28 dari 40 negara. Dominasi impor juga relatif kecil hanya 0,9%. Adapun berikut rincian 40 negara yang bisa dibilang Si Paling Doyan Impor Senjata :
Di sisi lain, kalau berbicara pemasok senjata, Amerika Serikat (AS) adalah eksportir senjata utama terbesar di dunia pada 2020-2024, dengan pangsa sebesar 43% dari total ekspor senjata global.
Sebagai informasi, ekspor senjata Rusia turun sebesar 64% antara 2015-2019 dan 2020-2024, menjadikannya eksportir senjata terbesar ketiga di dunia setelah AS dan Prancis.
Berbicara Indonesia lagi, kita banyak impor senjata dari AS hingga 33%, lalu dipasok Prancis sebanyak 20% dan Korea Selatan 12%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)