Harga Perak Masih Naik Dalam Sepekan, Sempat Sentuh Level Tertinggi

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga perak mencatat penguatan tipis sepanjang periode perdagangan 7-14 November 2025. Melansir dari Refinitiv, harga naik dari US$48,3058 per ounce (7/11/2025) menjadi US$50,5484 per ounce (14/11/2025).

Meski kenaikan secara mingguan tidak besar, fluktuasi harga dalam seminggu tergolong ekstrem. Perak sempat menyentuh US$53,4089 pada 12 November, level tertinggi dalam periode tersebut, sebelum kembali turun jelang akhir pekan.

Reli awal pekan banyak dipengaruhi aksi lindung nilai investor di tengah meningkatnya ketidakpastian global. Menurut sentimen pasar yang beredar, perak kembali diburu sebagai aset aman saat isu geopolitik dan kekhawatiran pasokan meningkat.

Yang mengangkat harga adalah keputusan Departemen Dalam Negeri AS memasukkan perak ke dalam daftar "critical minerals". Status ini memberikan dasar untuk langkah proteksi perdagangan, sehingga memicu spekulasi kemungkinan pembatasan impor maupun tarif baru.

Namun berubah menjelang akhir pekan. Normalisasi aktivitas fiskal di Amerika Serikat setelah berakhirnya shutdown pemerintahan mengurangi kebutuhan aset safe-haven di pasar global. Investor mulai keluar dari aset lindung nilai dan kembali ke aset berisiko.

Di saat yang sama, harga perak juga ditekan oleh komentar hawkish Federal Reserve. Pernyataan yang mengindikasikan kecilnya peluang pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat memperkuat dolar AS dan menekan aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti perak.

Sentimen tersebut menggeser strategi perdagangan pelaku pasar. Posisi beli yang sebelumnya dominan mulai berbalik menjadi aksi ambil untung, terutama setelah harga perak menyentuh area US$53 per ounce di tengah pekan.

Selain faktor moneter, perak tetap dipengaruhi permintaan industri global, terutama dari sektor elektronik dan energi bersih. Karena karakter ganda logam mulia sekaligus logam industri - perak cenderung lebih volatil dibanding emas saat prospek ekonomi berubah.

Secara teknikal, pelaku pasar menilai rentang pergerakan jangka pendek berada pada kisaran US$49-US$54 per ounce. Level US$50-US$51 disebut menjadi support terdekat, sedangkan area US$53-US$54 menjadi resistance kuat setelah penolakan harga pada 12 November.

Pelaku industri dan investor domestikmenilai volatilitas ini menambah urgensi manajemen risiko. Pergerakan perak saat ini sangat bergantung pada arah ekspektasi suku bunga AS dan perkembangan suplai fisik di pasar global.

Dalam jangka pendek, pasar memperkirakan harga perak masih bergerak fluktuatif. Tekanan dapat berlanjut jika sinyal hawkish dari The Fed tetap kuat, sementara peluang reli tetap terbuka apabila muncul gangguan pasokan atau rilis data ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |