Jakarta, CNBC Indonesia - PT ESSA Industries Indonesia Tbk berkomitmen kuat untuk meminimalisir dampak lingkungan melalui setiap aspek operasionalnya. Di bawah kepemimpinan Kanishk Laroya juga semakin menegaskan komitmen menjadi perusahaan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Kanishk Laroya menjabat sebagai Presiden Direktur & CEO Perseroan sejak Oktober 2023. Kanishk dianugerahi Green Leadership dalam Anugerah Lingkungan PROPER 2024 pada Senin (24/2/2025) di Sasono Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Penghargaan Public Disclosure Program for Environmental Compliance (PROPER) menjadi ajang apresiasi bagi perusahaan serta pemimpin perusahaan yang berkomitmen terhadap praktik bisnis berkelanjutan dan tanggung jawab lingkungan.
ESSA semakin berkembang menjadi perusahaan yang lebih hijau dan mengarah kepada keberlanjutan.
Tidak hanya mengandalkan inisiatif eksternal, ESSA juga menerapkan praktik berkelanjutan dalam proses bisnis internalnya untuk menekan jejak lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem.
Melalui pengelolaan yang berkelanjutan, ESSA berupaya meningkatkan kualitas lingkungan sekitar tanpa mengabaikan efisiensi operasional. Langkah-langkah proaktif ini mencerminkan dedikasi perusahaan dalam mengintegrasikan prinsip keberlanjutan ke dalam setiap proses bisnisnya, sekaligus memberikan dampak positif bagi lingkungan.
Berdasarkan data perusahaan, ESSA mencatat penggunaan bahan bakar minyak (BBM) mengalami penurunan setiap tahunnya, dari 13.752,27 GJ pada 2021 menjadi 11.179,12 GJ pada 2023.
Begitu pula dengan konsumsi listrik yang mencapai puncaknya pada 2022 dengan 386.557,87 GJ, sebelum turun menjadi 378.838,3 GJ pada 2023.
Dalam hal pengelolaan limbah, terdapat tren penurunan limbah B3 dari 323,178 ton pada 2021 menjadi 112,293 ton pada 2023, yang menunjukkan upaya pengurangan limbah berbahaya dan ada pengurangan limbah B3 sebesar 97,641 ton pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.
Foto: Laporan Keberlanjutan ESSA
Laporan Keberlanjutan ESSA
Selain penerapan sistem pengelolaan lingkungan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, ESSA juga secara aktif mendukung pelestarian satwa langka atau endemik di wilayah operasinya. .
Salah satu komitmen ESSA dalam pengelolaan lingkungan diwujudkan dalam program perlindungan keanekaragaman hayati yang mendukung implementasi 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainability Development Goals 2030 Nomor 15, yaitu Melindungi, merestorasi, dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem daratan, mengelola hutan secara lestari, menghentikan penggurunan, memulihkan degredasi lahan, serta menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati melalui Program Konservasi pembiakkan di luar habitat alami untuk kemudian dilepasliarkan kembali (Ek-Situ) Burung Maleo.
Inisiatif konservasi ek-situ yang dilakukan oleh anak usaha ESSA, PT Panca Amara Utama memiliki program Konser MAS yang merupakan pelestarian burung Maleo Sengkawor (Macrocephalon maleo), spesies endemik Sulawesi yang terancam punah.
Upaya ini dilakukan melalui pemantauan habitat buatan dan perlindungan telur dari ancaman predator serta perburuan liar. Sarana konservasi ek-situ ini berlokasi di Desa Uso, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Hingga Juli 2024, populasi Maleo yang berhasil dikembangbiakkan di sarana konservasi ini mencapai 68 ekor. Selain itu, sebanyak 161 telur telah menetas dalam kurun waktu 2022 hingga 2024. Program ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam menjaga kelestarian keanekaragaman hayati di wilayah operasional-nya.
Konservasi yang dilakukan oleh PT Panca Amara Utama memberikan kontribusi sebesar 11% terhadap total populasi Maleo Sengkawor di dunia. Adapun, sampai dengan periode yang sama, jika ditarik mundur sejak 2016 sudah samai 355 ekor burung Maleo dilepas liar-kan
Tak sampai disitu, ESSA melalui anak usaha-nya, PT Panca Amara Utama memiliki program PAU Hijau yang merupakan inisiatif penghijauan untuk meningkatkan keanekaragaman hayati dan memperbaiki lingkungan di sekitar area operasionalnya.
Dalam periode 2022 hingga 2024, telah teridentifikasi sebanyak 48 spesies tanaman di area operasional PAU.
Foto: ESSA
Program pro-lingkungan ESSA
Khusus pada 2024, terdapat 40 spesies baru yang ditanam sebagai bagian dari program penghijauan. Keanekaragaman hayati di area ini diukur menggunakan Indeks Shannon-Weaner, yang mencapai nilai 2,72, menunjukkan tingkat keanekaragaman sedang.
Selain peningkatan jumlah spesies, program ini juga mencatat total 960 individu tanaman yang telah ditanam di area operasional PAU selama 2024. Luas area yang dikelola dalam program PAU Hijau juga mengalami peningkatan signifikan, dari dua hektare pada tahun 2022 dan 2023, menjadi 5,35 hektare pada 2024.
Foto: ESSA
Program pro-lingkungan ESSA
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
(tsn/tsn)