Jakarta, CNBC Indonesia - Elon Musk berpotensi menjadi triliuner pertama sepanjang sejarah setelah mendapat kepastian paket kompensasi US$1 triliun atau sekitar Rp16.700 triliun.
Kepastian tersebut diperoleh dalam rapat pemegang saham yang digelar Kamis (6/11/2025) waktu setempat di Austin, Texas. Para investor akhirnya menyetujui paket kompensasi US$1 triliun untuk 10 tahun ke depan.
Keputusan ini bukan hanya memperkuat posisi Musk di Tesla, tetapi juga menjadi sinyal kuat dukungan terhadap visinya untuk menjadikan perusahaan kendaraan listrik itu raksasa global di bidang kecerdasan buatan (AI) dan robotika.
Menurut laporan resmi, lebih dari 75% pemegang saham Tesla mendukung paket gaji tersebut, termasuk hak atas saham raksasa yang bisa diperoleh Musk jika sejumlah target kinerja ambisius tercapai.
Di bawah paket baru ini, Musk yang saat ini memiliki kekayaan US$491,4 miliar berpotensi menerima kompensasi bersih hingga US$878 miliar atau sekitar Rp14.600 triliun dalam bentuk saham Tesla selama 10 tahun. Secara teoritis, nilainya bisa mendekati US$1 triliun, meski Musk diwajibkan mengembalikan sebagian ke perusahaan jika target tertentu tidak tercapai.
Target yang harus dipenuhi untuk mengaktifkan seluruh pembayaran itu sangat tinggi. Dalam satu dekade ke depan, Tesla harus mengirim 20 juta kendaraan ke pasar, mengoperasikan 1 juta robotaksi secara global, menjual 1 juta robot humanoid, dan mencetak hingga US$400 miliar laba inti.
Agar Musk mendapatkan semua kompensasi, kapitalisasi pasar Tesla harus naik dari sekitar US$1,5 triliun saat ini menjadi US$2 triliun terlebih dahulu, lalu terus meningkat hingga US$8,5 triliun.
Dalam pidatonya di hadapan ribuan pemegang saham di Austin, Musk tampil penuh percaya diri, ditemani oleh robot-robot menari yang menjadi simbol ambisi barunya di bidang AI.
"Apa yang akan kita mulai bukan sekadar bab baru dalam sejarah Tesla, tapi seluruh buku baru," kata Musk, dilansir Reuters. "Ini benar-benar akan menjadi kisah luar biasa."
Ia juga tak melewatkan kesempatan untuk menyindir gaya rapat perusahaan lain yang dianggap membosankan. "Rapat pemegang saham lain seperti pesta tidur, tapi rapat kami luar biasa. Maksud saya, lihat ini-ini gila!" ujarnya.
Selain menyetujui paket gaji, pemegang saham juga memilih kembali tiga anggota dewan direksi Tesla dan menyetujui aturan baru agar semua anggota dewan dipilih setiap tahun. Mereka juga mengesahkan rencana kompensasi pengganti untuk Musk karena paket sebelumnya masih tertahan akibat sengketa hukum di Delaware.
Keputusan penting lainnya adalah persetujuan untuk investasi Tesla ke perusahaan kecerdasan buatan milik Musk, xAI. Meski ada sejumlah abstain dan kekhawatiran konflik kepentingan, banyak analis menilai langkah itu akan saling menguntungkan bagi kedua pihak. Ambisi Tesla untuk mengembangkan mobil tanpa pengemudi sangat bergantung pada kemampuan AI tingkat lanjut, sementara xAI akan memperoleh keuntungan besar dengan Tesla sebagai pelanggan utama.
Namun, tidak semua investor menyambut langkah ini dengan antusias. Dana kekayaan negara Norwegia serta lembaga penasihat pemegang saham Glass Lewis dan Institutional Shareholder Services (ISS) menentang proposal tersebut, dengan alasan bahwa nilai kompensasi yang sangat besar bisa menggerus nilai pemegang saham.
Meski begitu, pindahnya markas Tesla dari Delaware ke Texas membuat Musk bisa menggunakan seluruh hak suaranya, yakni sekitar 15% dari saham perusahaan, yang berperan besar dalam memastikan kemenangannya.
Pihak dewan direksi Tesla sebelumnya sudah memperingatkan bahwa Musk bisa saja mengundurkan diri bila paket gaji barunya tidak disetujui. Para pendukungnya berargumen bahwa kompensasi tersebut justru menguntungkan pemegang saham dalam jangka panjang, karena Musk hanya akan menerima imbalan jika Tesla mencapai target besar yang sudah ditetapkan.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Elon Musk Mau Bikin Partai, Saham Tesla Susut Rp 1,1 Triliun

2 hours ago
1
















































