Dunia Fesyen Terguncang, Burberry Umumkan PHK 1.700 Pekerja

7 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Merek mode mewah asal Inggris, Burberry, mengumumkan pada Rabu (14/5/2025) bahwa mereka akan memangkas sekitar 1.700 posisi kerja di seluruh dunia, sebagai bagian dari strategi pemangkasan biaya dan upaya menyeluruh untuk membalikkan kondisi bisnis yang sedang mengalami tekanan.

Burberry tidak memerinci rincian negara atau divisi yang terdampak. Dalam pernyataan resminya, Burberry tidak secara langsung menyinggung isu tarif Amerika Serikat, namun menyebut bahwa "perkembangan geopolitik" telah meningkatkan ketidakpastian ekonomi secara keseluruhan.

Perusahaan juga belum memberikan panduan atau target spesifik untuk kinerja keuangan tahun fiskal 2026.

Adapun langkah ini diambil meskipun perusahaan berhasil melampaui ekspektasi pasar dalam laporan keuangan tahunannya.

Burberry mencatat laba operasi yang disesuaikan senilai 26 juta poundsterling atau sekitar Rp572 miliar untuk tahun fiskal yang berakhir pada 29 Maret 2025, mengalahkan estimasi analis yang memperkirakan angka hanya sekitar 11 juta poundsterling atau sekitar Rp242 miliar. Hasil ini membuat perusahaan nyaris terhindar dari kerugian dan menjadi sinyal awal dari kemungkinan pemulihan.

"Dengan meningkatnya sentimen terhadap merek kami, kami akan meningkatkan frekuensi dan jangkauan kampanye kami seiring koleksi musim gugur dan musim dingin tiba di toko," kata CEO Burberry, Joshua Schulman, dalam pernyataan resminya.

Schulman yang mulai memimpin Burberry tahun lalu telah mengarahkan ulang strategi produk dan pemasaran perusahaan. Fokus kini tertuju pada ikon mode klasik seperti mantel trench coat dan syal, setelah merek tersebut mengalami berbagai kemunduran akibat kesalahan strategi produk, kenaikan harga yang dianggap berlebihan, dan perlambatan pasar mewah secara global.

Langkah ini diambil untuk memperbaiki posisi merek yang sempat terguncang akibat tekanan ekonomi dan kompetisi yang ketat di sektor mode mewah. Penjualan kuartal keempat secara keseluruhan turun 6%, namun tetap lebih baik dibanding prediksi analis yang memperkirakan penurunan 7%.

Burberry melaporkan penurunan penjualan yang merata di berbagai wilayah. Di kawasan Amerika serta Eropa, Timur Tengah, India, dan Afrika (EMEIA), penjualan masing-masing turun sebesar 4% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara itu, kawasan Asia Pasifik mencatat penurunan paling tajam dengan angka 9%.

Meski demikian, perusahaan tetap menyoroti Amerika Serikat sebagai fokus utama dalam strategi pertumbuhan di masa depan. Namun, penurunan belanja konsumen AS yang diprediksi terjadi ke depan menjadi tantangan tersendiri bagi pendekatan ini.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Perkuat Kerja Sama, Inggris-India Sepakat Pangkas Tarif

Next Article Video: Hidupkan "Nyawa" Bisnis Fesyen Lokal Hadapi Ekonomi Suram 2025

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |