Dolar AS Mengamuk di Asia, Bagaimana Nasib Rupiah?

1 day ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Performa mata uang Asia terhadap dolar Amerika Serikat (AS) secara kompak mengalami koreksi sepanjang satu pekan terakhir (23-30 Mei 2025).

Dilansir dari Refinitiv, secara mingguan, won Korea Selatan menjadi yang paling ambruk dengan pelemahan sebesar 1,27%. Kemudian baht Thailand yang anjlok 1,23%. Diikuti dengan yen Jepang yang turun sebesar 1,05%.

Sementara ringgit Malaysia dan rupiah Indonesia masing-masing terdepresiasi sebesar 0,59% dan 0,43%.

Penurunan mata uang Asia ini terjadi bersamaan dengan indeks dolar AS (DXY) yang menguat sebesar 0,22% secara mingguan yakni dari 99,11 menjadi 99,33.

Pemulihan dolar sempat terjadi setelah pengadilan federal memblokir tarif global Presiden Trump. Namun demikian, menurut analis MUFG Bank, Derek Halpenny, menyampaikan bahwa pemulihan ini akan terbatas.

Gedung Putih telah mengajukan banding setelah Pengadilan Perdagangan Internasional memutuskan bahwa Trump tidak memiliki wewenang untuk memberlakukan tarif terhadap hampir semua negara.

"Rasanya sangat tidak masuk akal jika pemerintahan Trump akan menerima keputusan ini begitu saja, bahkan jika upaya bandingnya tidak berhasil," kata Halpenny. Trump kemungkinan akan mencari cara lain untuk mendapatkan kesepakatan dagang yang lebih menguntungkan, tambahnya.

Pengadilan banding juga mungkin lebih simpatik terhadap argumen pemerintah, dan tidak ada yang menghentikan Trump untuk membawa kasus ini sampai ke Mahkamah Agung.

Trump diberi waktu 10 hari untuk menghentikan tarif tersebut, meskipun sebagian besar tarif tersebut sudah ditangguhkan. Gedung Putih telah mengajukan banding atas keputusan tersebut.

"Jika putusan pengadilan tetap berlaku dan tarif diblokir, bersiaplah untuk reli risiko global di berbagai indeks utama, dolar, dan komoditas, karena adanya harapan pertumbuhan global yang membaik," kata analis Swissquote Bank, Ipek Ozkardeskaya, dalam sebuah catatan.

Di akhir pekan ini, DXY terlihat mengalami tekanan khususnya pada Kamis (29/5/2025) setelah data-data ekonomi AS menunjukkan kekacauan.

Jumlah klaim awal tunjangan pengangguran di Amerika Serikat naik sebanyak 14.000 dari pekan sebelumnya menjadi 240.000 untuk periode yang berakhir pada 24 Mei. Ini merupakan level tertinggi dalam satu bulan dan berada di atas ekspektasi pasar yang memperkirakan angka 230.000.

Selain itu, klaim lanjutan (outstanding claims) - yang mencerminkan jumlah orang yang terus menerima tunjangan - juga naik sebesar 26.000 menjadi 1.919.000 pada periode sebelumnya. Angka ini jauh di atas perkiraan pasar yang memperkirakan penurunan menjadi 1.890.000, dan merupakan level tertinggi sejak November 2021.

Rupiah Melawan Mata Uang Asia

Apabila melihat kekuatan rupiah dihadapkan dengan mata uang Asia sepanjang pekan ini, mata uang Garuda dapat dikatakan cukup memiliki performa yang baik.

Rupiah menguat terhadap won Korea Selatan dan baht Thailand yang masing-masing sebesar 0,81% dan 0,77%. Mata uang Garuda hanya tertekan melawan yuan China dan rupee India yang masing-masing melemah sebesar 0,22% dan 0,05%.

Investor asing pun terlihat masuk ke pasar keuangan domestik dengan net buy sebesar Rp2,02 triliun pada Surat Berharga Negara (SBN) untuk data transaksi 26-27 Mei 2025. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa rupiah cenderung mengalami apresiasi pekan ini.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |