Diberkahi SDM Melimpah, China Malah Pusing

1 day ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia- Banyak masyarakat China yang berpendidikan tinggi harus bekerja tidak sesuai keinginan karena keterbatasan lowongan kerja.

Di sebuah restoran hotpot di Nanjing, seorang pelayan bernama Sun Zhan dengan tenang menyambut tamu. Tak ada yang menyangka, pria 25 tahun ini adalah lulusan magister keuangan, dengan impian awal menjadi bankir investasi. Kini, ia lebih banyak membawa nampan dibanding kalkulasi obligasi. "Saya mencari pekerjaan impian, tapi tak membuahkan hasil," ujar Sun kepada South China Morning Post (SCMP), yang kini diam-diam menabung ilmu untuk membuka restoran sendiri.

Sun bukan satu-satunya. Dari pembersih jalan dengan gelar perencanaan lingkungan, hingga sopir pengantar barang lulusan filsafat, melansir dari BBC, gejala overqualification makin kentara di China. Bahkan, seorang lulusan doktor dari Universitas Tsinghua salah satu kampus terbaik di Asia dilaporkan melamar sebagai petugas polisi tambahan.

Per November 2024, tingkat pengangguran pemuda di China berada di 16,1%. Ini sudah "diturunkan" dari angka Agustus yang sempat menyentuh 18,8%, usai pemerintah merevisi metode penghitungan. Tapi secara riil, beban mental dan ekonomi anak muda tak mudah diredam oleh statistik.

Wu Dan (29 tahun), misalnya, adalah lulusan Hong Kong University of Science and Technology. Ia sempat bekerja di perusahaan komoditas berjangka, tapi kini memilih jalur baru sebagai terapis pijat olahraga di Shanghai. Keputusan ini sempat membuat keluarganya kecewa.

"Mereka tak paham kenapa saya memilih pekerjaan kasar, bergaji kecil," ujar Wu, yang kini malah menemukan makna baru di bidang kesehatan dan bercita-cita membuka klinik sendiri.

Fenomena neijuan kompetisi berlebihan tanpa imbal hasil yang sepadan menjadi istilah yang lekat menggambarkan tekanan generasi muda China. Dalam kondisi ini, gelar doktor sekalipun bisa jadi tak cukup. Bukti teranyar, Southeast University di Nanjing membuka lowongan manajer kantin kampus, dengan syarat minimal PhD.

Tugasnya? Mengelola menu, mengawasi vendor makanan, hingga memastikan keamanan pangan. Tak hanya itu, kandidat juga diharuskan menguasai Bahasa Inggris, perangkat lunak kantor, dan lebih disukai jika punya sertifikat memasak serta anggota Partai Komunis.

Upahnya? Sekitar 180.000 yuan per tahun (setara US$25.000). Di atas rata-rata gaji pekerja sektor swasta, tapi di bawah ekspektasi banyak lulusan doktor. Tak heran jika netizen Tiongkok merespons sinis. "Sejak kapan manajer kantin butuh PhD?" tulis seorang pengguna media sosial. Yang lain menuduh lowongan itu sebagai "jabatan titipan

Ekonomi Tak Lagi Ramah Fresh Graduate

Tekanan ini diperburuk oleh realitas pasar. Sektor andalan seperti real estat dan manufaktur terus melemah, dan perusahaan teknologi melakukan pemutusan hubungan kerja besar-besaran. Sektor yang dulunya jadi magnet lulusan universitas kini menawarkan syarat buruk dan prospek tak jelas.

Beberapa lulusan pun beralih ke industri hiburan. Di Hengdian, kota film terbesar di China, makin banyak anak muda mencoba peruntungan sebagai figuran. Wu Xinghai, lulusan teknik elektro, kini berperan sebagai pengawal latar dalam drama. "Saya tidak bicara apa-apa, hanya berdiri di samping aktor utama," ujarnya sambil tertawa getir kepada BBC.

Apa yang dulu dianggap pekerjaan prestisius kini terasa ilusi. "Banyak teman saya merasa tersesat, bahkan yang sudah dapat pekerjaan pun tak yakin bisa bertahan lama," ungkap Wu Dan.

Pilihan banyak lulusan kini bukan lagi antara baik dan buruk, tapi antara realistis atau tidak bertahan sama sekali. Beberapa memilih jalan berbeda, meski dianggap menyimpang oleh keluarga. Sebagian mencoba merintis usaha. Yang lain sekadar bertahan sambil berharap badai berlalu.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |