Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor properti di Jakarta bukan hanya mengandalkan gedung perkantoran dan apartemen dalam menggerakkan ekonomi, namun juga mulai bergeser ke data center. Beberapa investor baik dari dalam dan luar negeri pun sudah mulai masuk ke wilayah pusat Jakarta.
Salah satu pusat data center yang sedang dibangun berada di wilayah Kuningan, Jakarta Selatan dengan nilai investasi US$ 300 juta hampir Rp 5 triliun (kurs Rp 15.000/USD) antara anak perusahaan Sinar Mas (SM+) dengan Korea Investment Real Asset Management (KIRA).
Kalangan pengusaha mengungkapkan alasan mengapa pusat kota Jakarta dipilih menjadi lokasi yang menggiurkan untuk sektor data center, salah satunya karena ekosistem teknologi yang udah terbentuk. Selain itu, permintaan dari perkantoran juga terbaca begitu tinggi.
"Dengan lokasi di pusat kota, maka semakin dekat dengan hub-hub dan fiber optik yang sudah ada. Termasuk sudah banyak perkantoran financial, banking yang perlu support, termasuk jarak dengan BEI (Bursa Efek Indonesia) juga tidak jauh," kata President Director and CEO of SM+ Holdings Herson Suindah Kamis (6/3/2025).
Apalagi dengan semakin berkembangnya teknologi dan artificial intelligence, ekonomi digital Asia Tenggara diproyeksikan akan mencapai US$ 1 triliun pada tahun 2030. Jakarta sebagai ibu kota memiliki pasar yang besar untuk kebutuhan domestic serta untuk internasional.
Foto: Pekerja melakukan pengecekan jaringan di Kampus Pusat Data H2, Karawang, Jawa Barat, Kamis (22/6/2023). Kampus Pusat Data H2 menjadi salah satu pusat penyimpanan data digital karya Indonesia dengan tujuan memperkuat infrastruktur ekonomi digital Indonesia sehingga meningkatkan pertumbuhan dan kekuatan ekonomi Indonesia di dunia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Pekerja melakukan pengecekan jaringan di Kampus Pusat Data H2, Karawang, Jawa Barat, Kamis (22/6/2023). Kampus Pusat Data H2 menjadi salah satu pusat penyimpanan data digital karya Indonesia dengan tujuan memperkuat infrastruktur ekonomi digital Indonesia sehingga meningkatkan pertumbuhan dan kekuatan ekonomi Indonesia di dunia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta juga memanfaatkan kekurangan dari wilayah lain di regional ASEAN, yakni Singapura. Negara ini diketahui sudah menjadi hub untuk data center, namun persoalan lahan menjadi masalah baginya.
"Kenapa pilih Jakarta? Karena untuk connect ke benua Amerika, Seattle, India sedangkan Singapura daratannya nggak banyak, mereka butuh wilayah lain untuk membangun digital infrastruktur untuk memenuhi permintaan domestik dan internasional dan Jakarta punya prospek, jadi selain akomodir kebutuhan internasional, tapi domestik juga besar," sebut Senior Managing Director Korea Investment Real Asset Management (KIRA) Do ik Chang.
Berdasarkan data Knight Frank, penyerapan data center sebagai yang paling aktif dalam beberapa tahun terakhir. Setidaknya sekitar 33% lahan di kawasan industri di koridor Timur Jakarta terserap oleh sektor data center.
Walaupun tingkat penggunaan data Indonesia saat ini masih rendah, di bawah 1 watt per kapita dibandingkan 10-100 watt per kapita di negara-negara Asia lainnya, Indonesia menunjukkan potensi pertumbuhan yang substansial. Diantaranya terbukti dari penyerapan ruang data center yang tinggi di area kawasan industri Jabodetabek, dan menjadikan penyerapan data center sebagai yang paling aktif dalam beberapa tahun terakhir.
Walaupun demikian, para operator harus secara proaktif mengkoordinasikan pendekatan-pendekatan mereka dalam melobi perusahaan untuk meningkatkan produksi energi, karena diperlukan produksi energi hingga bergiga-giga watt dan distribusinya di seluruh pasar data center utama untuk memenuhi permintaan ini.
(fys/wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Gubernur Jakarta Klaim 90% Banjir di Jakarta Adalah Kiriman
Next Article Nasib Sedih Warga Muara Baru: Krisis Air Bersih-Hidup di Tengah Sampah