2 weeks ago
14
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memang salah satu negara pengimpor gandum yang besar. Bahkan, bisa dikatakan 100% kebutuhan gandum Indonesia bergantung pasokan impor.
Sepanjang Januari-November tahun 2024, Indonesia mengimpor 11,46 juta ton gandum. Melonjak 18,1% secara tahunan dari periode sama tahun 2023.
Namun bukan berarti semua gandum yang diimpor itu habis dikonsumsi orang Indonesia di dalam negeri. Namun, ada yang diolah jadi produk pangan olahan, setelah diolah menjadi tepung terigu. Yang kemudian jadi bahan baku pembuatan pangan olahan, di antaranya mi instan, biskuit, dan roti.
Produk-produk pangan tersebut kemudian ada yang jadi komoditas andalan RI untuk ekspor. Salah satu yang paling banyak diekspor yakni mi instan. Dan, asal tahu saja, Indonesia masuk dalam jajaran negara produsen dan konsumen mi instan terbesar di dunia.
Meski demikian produk tersebut bukan yang paling besar diekspor, melainkan wafer.
Dari data Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (APTINDO), ekspor wafer pada tahun 2022 mencapai 409.331.600 US$ atau menguasai market share 33%, sedangkan mi instan di posisi kedua dengan nilai ekspor 274.909.000 US$ (22,2%).
Di 2023 ekspor wafer mencapai 380.666.900 US$ (29,4%), sedangkan ekspor mi instan 321.119.000 US$ (24,8%).
Lalu sepanjang Januari-November 2024 ekspor mi instan melesat menjadi 349.810.000 US$ (27,6%) dan mengalahkan wafer 340.418.200 US$ (26,9%).
Di posisi ketiga biskuit manis dengan coklat diekspor 224.303.100 US$ (18,1%) pada 2022, lalu naik 251.883.500 US$ (19,5%) pada 2023, serta 234.016.800 US$ (18,5%) di Januari-November 2024.
Kemudian di bawahnya biskuit manis tanpa coklat ada diekspor 158.115.600 US$ (12,8%) di 2022, disusul 172.652.000 US$ (13,3%) di 2023, serta 170.541.100 US$ (13,5%) di Januari-November 2024.
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Ekonom Was-was Impor RI Anjlok Hingga 15%, Pertanda Apa?
Next Article Gorengan & Mi Instan Bawa 'Malapetaka' Untuk RI, Ini Buktinya
