Bukan Faktor Gen, Pakar AS Ungkap Cara Sederhana agar Panjang Umur

1 day ago 6
Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Siapa yang tak mendambakan usia panjang hingga 90-an tahun, tetap sehat, bugar, dan berenergi menjalani masa tua? Ternyata, menurut pakar kesehatan asal Amerika Serikat (AS), Eric Topol, hidup sehat di usia senja bukan cuma anugerah genetik semata. Justru, gaya hiduplah yang memegang peranan kunci dalam meraih umur panjang bebas penyakit.

Melansir detikHealth, dalam buku terbarunya Eric Topol yang berjudul Super Agers: An Evidence-Based Approach to Longevity, dia mengungkap hasil penelitiannya selama hampir 20 tahun terhadap 1.400 lansia berusia di atas 80 tahun yang tetap sehat tanpa penyakit jantung, kanker, atau gangguan otak seperti alzheimer. Yang mengejutkan, setelah menganalisis keseluruhan genom mereka, tak ada satu pun faktor genetik dominan yang menjelaskan usia panjang mereka.

"Ini bukan soal gen," ujar Topol yang juga menjabat sebagai direktur pendiri Scripps Research Translational Institute, dikutip dari detikHealth, Sabtu (3015/2025).

"Saya sendiri melakukan banyak perubahan dalam hidup setelah menyadari hal itu," sambungnya.

Olahraga Jadi Kunci Utama

Perubahan paling besar yang dilakukan Topol adalah soal olahraga. Dulu, ia hanya fokus pada latihan aerobik karena latar belakangnya sebagai ahli jantung. Namun kini, ia menambahkan latihan kekuatan dan keseimbangan ke dalam rutinitasnya.

"Perbedaannya luar biasa. Saya lebih kuat dan bugar daripada sebelumnya," katanya.

Topol menyarankan siapa pun yang ingin memperpanjang umur sehat untuk memulai dari aktivitas paling dasar yakni berjalan kaki.

"Jika kamu tidak aktif, mulailah dengan jalan cepat. Tambahkan tantangan seperti tanjakan dan tingkatkan kecepatan. Kalau sudah berkeringat, itu pertanda bagus," terang dia.

Untuk membentuk tubuh bagian atas, ia menyarankan penggunaan resistance band, sementara latihan berdiri dengan satu kaki bisa melatih keseimbangan, semua menurutnya bisa dilakukan di rumah, tanpa biaya besar.

Tidur Berkualitas, Bukan Sekadar Lama

Topol juga menyoroti pentingnya tidur berkualitas. Salah satu temuan terbaru dalam bukunya adalah peran sistem glimfatik, mekanisme yang membantu membersihkan 'limbah' dari otak saat kita tidur.

"Dulu saya sulit tidur. Tapi sekarang, saya lebih disiplin soal waktu makan, asupan cairan, dan rutinitas tidur. Tidur terlalu larut atau makan besar di malam hari bisa mengganggu," jelasnya. Ia kini tidur pada waktu yang sama setiap malam, kecuali sesekali saat akhir pekan.

Pola Makan Bersih dan Rendah Olahan

Dalam hal makanan, Topol menghindari daging merah sejak 40 tahun lalu dan lebih banyak mengonsumsi ikan serta makanan nabati. Ia menekankan bahaya makanan ultra-olahan (ultra-processed foods/UPF) yang ia sebut sebagai 'makanan alien'.

"Sulit menghindarinya sepenuhnya, tapi saya membatasi semaksimal mungkin," tegasnya.

Ia juga menambahkan sedikit asupan protein seiring usia dan peningkatan latihan kekuatan, tetapi tetap menghindari pola konsumsi ekstrem yang disebutnya tidak berdasarkan bukti ilmiah.

Suplemen, Alkohol, dan Stres

Soal suplemen, Topol cenderung skeptis. Menurutnya, suplemen hanya bermanfaat jika ada kekurangan spesifik seperti vitamin D atau B12. "Untuk orang sehat yang menjaga pola hidup, tidak ada bukti bahwa suplemen punya manfaat nyata," lanjut dia.

Ia juga membatasi konsumsi alkohol tidak lebih dari tujuh gelas per minggu, dan menjaga kestabilan mental dengan olahraga serta aktivitas di alam terbuka. "Berada di alam, seperti berjalan atau hiking, punya efek positif untuk stres dan kesehatan mental," pungkas Topol.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Efek Domino Perang Dagang ke Bisnis Parfum Lokal

Next Article Dokter Berusia Nyaris 100 Tahun Bagikan 8 Tips Panjang Umur

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |