Brasil Raja Kopi Dunia, Produksi Sampai 6x Lebih Banyak dari RI

2 weeks ago 12

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dikenal sebagai salah satu produsen kopi terbesar di dunia tetapi masih tertinggal jauh dibandingkan negara-negara utama lainnya. Berdasarkan data Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), Indonesia menempati peringkat keempat dalam produksi kopi global tahun 2024, dengan total produksi 654.000 ton atau sekitar 6% dari total pasokan dunia.

Sebagai perbandingan, Brasil tetap menjadi pemimpin pasar dengan produksi mencapai 3,98 juta ton atau 38% dari total pasokan kopi global.Artinya, produksi Brasil enam kal lipat lebih tinggi dibandingkan Indonesia,

Vietnam, yang menempati posisi kedua, memproduksi 1,8 juta ton atau 17% dari pasar global, sementara Kolombia di peringkat ketiga menghasilkan 774.000 ton atau 7% dari total produksi dunia.

Salah satu faktor utama yang membuat Indonesia tertinggal adalah jenis kopi yang diproduksi serta produktivitas lahan. Brasil dan Kolombia dikenal sebagai produsen utama arabika, kopi dengan harga lebih tinggi di pasar internasional. Sementara itu, Vietnam menguasai produksi robusta, varietas kopi yang lebih tahan panas dan lebih murah tetapi memiliki permintaan tinggi di pasar global.

Indonesia juga merupakan produsen utama robusta, tetapi efisiensi dan produktivitasnya masih jauh tertinggal dari Vietnam. Dengan luas lahan yang relatif lebih besar dibandingkan Vietnam, produksi kopi Indonesia seharusnya bisa lebih tinggi. Namun, tantangan seperti infrastruktur yang kurang memadai, kualitas tanaman yang bervariasi, dan dukungan kebijakan yang masih terbatas menjadi penghambat utama.

Sementara produksi kopi global menghadapi tekanan akibat fenomena El Niño, dampaknya terhadap Indonesia tidak seburuk Brasil. Brasil mengalami kekeringan berkepanjangan sepanjang 2024, yang diperkirakan akan menekan produksi kopi mereka pada musim 2025/26 ke level terendah dalam tiga tahun terakhir. Akibatnya, harga kopi arabika melonjak hingga lebih dari US$4 per pon.

Meskipun begitu, kenaikan harga kopi global belum tentu menguntungkan bagi petani Indonesia. Tanpa peningkatan produktivitas dan daya saing di pasar internasional, Indonesia bisa semakin tertinggal dibandingkan pesaing utamanya.

Untuk mengejar ketertinggalan, Indonesia perlu meningkatkan efisiensi produksi, mengembangkan varietas unggul, serta memperbaiki rantai pasok dan dukungan bagi petani kopi. Jika tidak, gap produksi dengan Brasil, Vietnam, dan Kolombia akan semakin melebar, dan Indonesia hanya akan menjadi pemain kecil dalam industri kopi global.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |