Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) terus menurunkan volume penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia atau SRBI. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan likuiditas di sistem perekonomian Indonesia.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, penurunan volume penerbitan SRBI itu telah turun dari awal 2025 mencapai kisaran Rp 916,9 triliun, menjadi tersisa Rp 705,8 triliun saat ini.
"Sehingga kami telah memberikan ekspansi likuiditas dari sisi moneter dengan penurunan SRBI sebesar Rp211,2 triliun," ucap Perry saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (12/11/2025).
Meski penerbitan SRBI terus dikurangi untuk menjaga likuditas sistem perekonomian domestik, BI tetap memastikan instrumen kebijakan moneter itu ke depannya akan terus dipertahankan.
"SRBI ini adalah instrumen moneter yang tentunya masih akan terus diperlukan. Operasi moneter itu kan menarik likuiditas dari sistem apabila diperlukan, dan melakukan tambahan likuiditas ke sistem apabila kebijakan kita ekspansif," ucap Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya saat di Bukittinggi pada akhir Oktober 2025.
Namun, saat ini, posisi instrumen moneter SRBI terus diturunkan BI untuk mengimbangi aksi ekspansi likuiditas yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Menurut Juli, SRBI juga akan berperan sebagai instrumen pendalaman pasar keuangan dan pendorong transmisi dari BI Rate ke suku bunga kredit perbankan. Kini BI juga menerbitkan BI Floating Rate Note (FRN)
"Sebagai instrumen moneter, SRBI akan tetap ada. Hanya saja akan ditambah dengan BI FRN untuk memperkaya instrumen dan memperdalam pasar," pungkasnya.
(arj/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Asing Tinggalkan Saham RI, Masuk ke SBN Rp 15,14 T! Ini Buktinya

1 hour ago
1

















































