Awas Kaget! Rupiah Diramal Bakal Tembus Segini

3 days ago 8

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah diproyeksikan akan menguat dalam beberapa waktu ke depan. Sejumlah analis meramal pergerakan rupiah berada di rentang Rp15.900 - Rp16.400 per dolar Amerika Serikat (AS). 

Diketahui dalam sepekan terakhir pergerakan rupiah dalam tren pelemahan. Meskipun dua hari beruntun nilai tukar rupiah mengalami penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Rupiah ditutup menguat 0,82% menjadi Rp16.345/US$1, pada perdagangan Selasa (24/6/2025), kemudian di pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (25/6/2025) rupiah kembali menguat sebesar 0,58% ke harga Rp16.250/US$. 

Rupiah menguat seiring dengan pengumuman gencatan senjata antara Israel dan Iran yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump melalui media sosial miliknya, Social Truth. Ini mengubah ketakutan terjadinya perang yang berkelanjutan memudar, membuat tekanan jual terhadap safe haven aset. 

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) yang saat ini berada di angka 97,95 sudah mengalami penurunan sejak awal tahun sebesar 10,46%. Hal ini menunjukkan kalau dolar AS berada dalam fase penurunan.

Dolar AS melemah seiring dengan redanya konflik geopolitik di Timur Tengah, ditambah dengan keputusan bank sentral AS, The Fed yang tetap mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%-4,5%. Langkah tersebut sempat dikritik langsung oleh Trump, yang menilai kebijakan moneter ketat membuat pinjaman pemerintah AS tetap tinggi. 

Proyeksi Nilai Tukar Rupiah

Ahmad Mikail Zaini, Ekonom Senior Sucor Sekuritas, menilai bahwa tercapainya gencatan senjata antara Israel dan Iran menjadi katalis utama penguatan rupiah. Gencatan senjata mendorong harga minyak kembali turun ke bawah US$70 per barel. Di sisi lain, kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan Juli turut menambah tekanan pelemahan terhadap dolar AS.

Dengan asumsi tersebut, Mikail memperkirakan nilai tukar rupiah bisa menguat ke level Rp15.900 per dolar AS.

Sementara itu, Enrico Tanuwidjaja, Ekonom Senior UOB Indonesia juga melihat arah pergerakan rupiah yang cenderung menguat dalam jangka pendek. Pelemahan dolar AS terjadi seiring dengan ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga The Fed. Hal ini konsisten dengan keputusan Bank Indonesia dalam menahan BI rate di level 5,50% demi menjaga stabilitas rupiah. 

"Kami memproyeksikan rupiah bergerak ke sekitar Rp16.100/US$, dengan BI berpeluang memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin di kuartal berikutnya, lalu ditahan di 5,25% hingga akhir tahun," Kata Enrico. 

Hal senada juga diungkapkan oleh Rully Arya Wisnubroto, Head of Research & Chief Economist Mirae Asset Sekuritas. Rully memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran Rp16.200 - Rp16.400 per dolar AS.

Indonesia masih tetap harus waspada ketidakpastian yang muncul ke depannya. "Dampak terhadap rupiah seharusnya positif, namun ke depan challenge masih cukup besar, karena dampak dari pelemahan kondisi eksternal Indonesia," tegasnya. 

Bank Indonesia diharapkan dapat menjaga kestabilan nilai tukar rupiah, dengan bersikap tidak terburu-buru dalam menentukan penurunan suku bunga, mengingat ekspektasi The Fed yang cenderung dovish sampai akhir tahun ini. 

Selain itu, Bank Indonesia perlu terus menjaga rupiah melalui intervensi di pasar spot maupun di Non Deliverable Forward (NDF) untuk mencegah volatilitas rupiah yang berlebihan, terutama jika ada tekanan jual terhadap rupiah. 

"Kita selalu mengedepankan agar mekanisme pasar berjalan dengan baik," kata Erwin Gunawan Hutapea, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas kepada CNBC Indonesia.

(evw/mij)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |