Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten emas PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dinilai punya prospek cerah tahun ini, berkat itu harga sahamnya sudah reli kencang lebih dari 20% hanya dalam empat hari.
Penguatan pun juga masih berlanjut pada Kamis hari ni (12/6/2025) per pukul 09.40 WIB, harga saham BRMS menguat 1,24% ke posisi Rp490 per lembar.
Tahun ini bisa dibilang menjadi momen keemasan bagi saham BRMS. Sejak awal tahun, sahamnya sudah naik lebih moncer lagi sampai 41,62%.
Seiring dengan reli kencang, saham BRMS ini juga menjadi buruan asing. Secara month to date (MTD) sampai 11 Juni kemarin, saham emiten emas afiliasi grup Bakrie dan Salim ini mencatat net buy bersih dari asing senilai Rp676,8 miliar.
Prospek cerah BRMS pada tahun ini sejalan dengan harga emas yang diprediksi masih dalam tren naik, bahkan pada tahun ini logam mulia ini sudah kerap mencatatkan harga tertinggi sepanjang masa berulang kali.
Berkat harga emas dunia naik, rata-rata average selling price (ASP) juga naik 5,5% qoq menjadi US$ 2.809 per troy ons. Alhasil, kinerja keuangan BRMS sepanjang kuartal pertama berhasil tumbuh moncer. Laba bersih melesat 304% secara tahunan (yoy) menjadi US$ 14,5 juta.
Laba yang ciamik didorong kenaikan pendapatan dan ekspansi margin. Diketahui, Pendapatan naik seiring dengan volume penjualan yang melonjak 12% qoq menjadi 21.922 troy ons.
Adapun untuk margin laba kotor naik 2,3% secara kuartalan didorong oleh kenaikan harga pokok penjualan yang lebih moderat. Perusahaan juga melakukan efisiensi dengan penurunan beban usaha di semua akun, kontribusi besar dari penurunan gaji sampai 28% qoq dan perizinan 81% qoq.
Tak sampai situ, BRMS menargetkan produksi emas pada tahun in naik dikisaran 7,9% - 15,6% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 70.000-75.000 troy ons. Manajemen BRMS optimis perusahaan bisa mencapai itu seiring dengan produksi pada kuartal pertama sudah mencapai 21.900 troy ons, tumbuh 127% yoy dan setara 29,2% - 31,3% dari target.
Peningkatan tersebut didukung naiknya kadar emas yang diproses sebesar 60% menjadi 1,6 gram per ton pada kuartal I/2025, dibandingkan kuartal pertama tahun sebelumnya sebesar 1 gram per ton.
Tak sampai disitu, prospek cerah dari BRMS datang dari pabrik emas Gorontalo Minerals yang akan siap beroperasi pada paruh pertama 2026 mendatang, serta akan ada peralihan ke penambangan bawah tanah pada 2027 yang diprediksi bisa membuka akses ke bijih berkadar tinggi dan harapannya bisa mengoptimalkan laba dalam jangka panjang.
Prospek cerah BRMS tahun ini membawa target harga saham oleh beberapa sekuritas ke kisaran yang lebih tinggi lagi, meskipun harga saat ini sudah naik puluhan persen.
Mengutip laporan dari Samuel Sekuritas yang dirilis pada 22 Mei lalu, mereka memproyeksikan target harga saham BRMS bisa mencapai Rp550 per lembar. UOB Kayhian juga berpandangan positif terhadap saham BRMS dengan target harga bisa ke Rp500 per lembar.
Meski begitu, kita juga harus pahami bahwa target harga yang tinggi belum tentu akan dicapai dalam jangka pendek, apalagi hanya dalam hitungan hari saham BRMS sudah naik signifikan. Kita perlu antisipasi jika ada risiko volalitas akibat sudah rawan profit taking, sehingga kita bisa cermati support terdekat sebagai peluang untuk buy on retracement.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.(tsn/tsn)