Alih-Alih Defisit, Bahlil Pede RI Surplus Gas di 2026-2027

3 days ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia optimistis bahwa Indonesia berpotensi mengalami surplus gas pada tahun 2026-2027. Hal tersebut seiring dengan adanya temuan lapangan gas dalam beberapa tahun belakangan ini.

Meski demikian, Bahlil mengakui bahwa lapangan yang ditemukan tersebut bukanlah lapangan gas yang mempunyai kandungan campuran Propane (C3) dan Butane (C4), yang merupakan bahan baku dalam pembuatan Liquefied Petroleum Gas (LPG).

"Tapi sekarang kita lagi dorong terus Pertamina dan KKKS lain untuk melakukan eksplorasi pada sumur-sumur yang belum dilakukan. Tapi yang kita sudah dapat sekarang itu C3-C4nya kecil. Kecil sekali. Memang model gas kita agak berbeda. Nah yang lainnya saya pikir untuk peningkatan lifting gas 2026-2027 insya Allah kita surplus kok," ungkap Bahlil usai acara Jakarta Geopolitical Forum (JGF) ke-9, dikutip Rabu (25/6/2025).

Oleh sebab itu, guna mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG yang cukup besar setiap tahunnya, pemerintah juga tengah mendorong pengembangan proyek Dimethyl Ether (DME), proyek pengganti LPG dari hasil gasifikasi batu bara.

"Makanya kita mau swipe ke batu bara DME. Agar kita bisa melahirkan substitusi impor. Ini bagian daripada hilirisasi dan sekali lagi, ini pasti ada yang tidak nyaman. Karena kalau sudah kita di dalam negeri, impor kan tidak ada lagi. Itu maksudnya," ujarnya.

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) memproyeksikan bahwa pasokan gas RI akan mulai mengalami defisit dari periode 2025 hingga 2035. Hal tersebut terungkap dalam profil Gas Balance PGN 2025-2035 yang dipaparkan perusahaan.

Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Arief Setiawan Handoko mencontohkan bahwa wilayah Sumatra bagian utara dan Sumatra bagian tengah diperkirakan mengalami defisit yang signifikan. Pada 2035 misalnya, wilayah ini diperkirakan mengalami defisit hingga 96 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Sementara itu, untuk di wilayah Sumatra bagian Selatan defisit gas diperkirakan jauh lebih besar. Pada tahun 2034 angkanya mencapai 534 MMSCFD kemudian pada 2035 sebesar 513 MMSCFD. Begitu juga dengan wilayah Jawa bagian Timur yang diperkirakan mencapai 194 MMSCFD pada 2035.

"Profile gas balance PGN periode 2025 sampai 2035 mengalami tren penurunan. Di sini yang akan sedikit lebih mengkhawatirkan dimana sejak 2025 short dari gas balance kita dari 2025 sampai ke 2035 itu shortage-nya semakin membesar sampai minus 513," kata Arief dalam RDP bersama Komisi XII DPR RI, Senin (28/4/2025).

Menurut Arief, kondisi ini sudah mulai berlangsung sejak 2025. Adapun, salah satu faktor yang membuat defisit pasokan gas utamanya disebabkan oleh penurunan produksi gas di sektor hulu secara alamiah.

"Ini dipengaruhi atau disebabkan utamanya karena penurunan natural atau natural declining dari pemasok yang belum dapat diimbangi dengan temuan cadangan dan produksi dari lapangan gas bumi baru," ujar Arief.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Buka Opsi Impor LNG dari AS? Bahlil: Kita Usaha Tak Ada Impor Gas!

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |