Ada Isyarat Perdamaian China vs AS, Semoga IHSG - Rupiah Aman Tentram

2 weeks ago 12
  • Pasar keuangan RI pada perdagangan kemarin bisa dibilang jalan ditempat, IHSG melemah tipis, sebaliknya rupiah menguat tipis.
  • Wall Street ambruk berjamaah setelah mencatat kinerja cemerlang selama dua hari beruntun
  • Akhir pekan ini pelaku pasr masih mengantisipasi tantangan outflow dan efek lanjutan dari rilis NPI dan Transaksi Berjalan kemarin.

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan RI pada kemarin Kamis (20/2/2025) bergerak beragam. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah, tetapi rupiah mulai menguat lagi dan obligasi diburu investor lagi.

Pasar keuangan Indonesia hari ini diproyeksi masih volatile. Selengkapkanya mengenai sentimen pasar hari ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

IHSG pada perdagangan kemarin ditutup di level 6.788,04 atau turun 0,1%. Sebanyak 236 saham naik, 334 turun, dan 309 tidak bergerak.

Nilai transaksi hingga akhir perdagangan kemarin mencapai Rp 11,88 triliun yang melibatkan 18,51 miliar saham dalam 1,29 juta kali transaksi.

Hanya sektor teknologi yang berada di zona hijau pada perdagangan kemarin. Hal tersebut seiring dengan melesatnya saham DCI Indonesia (DCII).

Saham DCII naik hingga menyentuh batas auto reject atas (ARA) pada sesi I. DCII pun menjadi penopang utama yang menjaga kejatuhan IHSG dengan kontribusi 14,79 indeks poin.

Selain DCII, saham teknologi yang juga memancarkan sinyal positif kuat hari ini adalah Remala Abadi (DATA). DATA melanjutkan penguatan setelah sebelumnya Grup Djarum mengumumkan akuisisi 40% saham tersebut. Lalu ada juga saham Toto Sugiri lainnya, yakni Indointernet (EDGE).

Beralih ke pasar nilai tukar, melansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat tipis 0,03% ke angka Rp16.325/US$. Posisi ini berbanding terbalik dengan hari sebelumnya (19/2/2025) yang melemah 0,37%.

Penguatan rupiah pada kemarin terdorong indeks dolar Amerika Serikat (AS) atau DXYyang mulai melandai. CNBC Indonesia memantau pada kemarin hingga pukul 14.55 WIB, the greenback turun 0,16% ke angka 106,99.

Sementara itu, dari dalam negeri mata uang Garuda mendapat sentimen usai Bank Indonesia (BI) merilis data transaksi berjalan serta NPI untuk kuartal IV-2024 dengan hasil yang kurang memuaskan perihal transaksi berjalan, tetapi surplus yang besar dalam hal NPI.

NPI pada kuartal IV-2024 surplus US$7,9 miliar, naik dibandingkan kuartal sebelumnya. Surplus ditopang oleh transaksi modal dan finansial.

Sedangkan transaksi berjalan defisit US$1,1 miliar atau 0,32% PDB (Produk Domestik Bruto), lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya US$2 miliar atau 0,56% PDB.

Perbaikan kinerja transaksi berjalan terutama bersumber dari peningkatan surplus neraca perdagangan barang, didukung oleh pertumbuhan ekspor nonmigas seiring dengan kenaikan harga beberapa komoditas utama ekspor Indonesia.

Sedikit perbaikan ini memberikan angin segar bagi mata uang Garuda dengan penguatan tipis.

Berikutnya, ke pasar utang terpantau mulai di akumulasi investor lagi.Hal tersebut tercermin dari melandainya imbal hasil SBN tenor 10 tahun ke 6,7% dari sebelumnya 6,85%.

Sebagai catatan, pergerakan yield dan harga ini berlawanan arah. Jadi, ketika yield turun, maka harga merangkak naik yang menunjukkan aliran dana masuk lagi.

Pages

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |