Jakarta, CNBC Indonesia - Saham Netflix kembali unjuk gigi sebagai raja industri streaming sekaligus jadi salah satu bintang di Wall Street dalam tiga tahun terakhir.
Setelah sempat goyah dan kehilangan pelanggan untuk pertama kalinya di awal 2022, gara-gara ketatnya persaingan dengan Disney+, HBO Max, sampai Amazon Prime Video, harga saham Netflix sempat anjlok lebih dari 70% dari puncaknya di November 2021.
Namun, sejak menyentuh titik terendah pada 2022, saham Netflix sukses bangkit. Bahkan melesat lebih dari 500%. Lonjakan ini didorong oleh pendapatan yang terus naik, terutama dari layanan beriklan, investasi di tayangan olahraga live, plus aturan tegas soal pembagian password akun.
Meski persaingan industri sudah semakin ketat, menurut Nielsen, Netflix tetap menjadi layanan streaming berbayar paling banyak ditonton di Amerika Serikat (AS). Tingkat keterlibatan pengguna yang tinggi ini jadi magnet tersendiri buat para investor.
Serial Populer : Squid Game - Wednesday Perkuat Profitabilitas Netflix
Selama tiga tahun terakhir, sejumlah serial andalan Netflix bukan cuma mencetak angka tontonan tinggi, tapi juga membawa dampak langsung ke keuangan perusahaan.
Salah satu contoh paling mencolok adalah Squid Game. Menurut data Parrot Analytics, sejak pertama kali tayang hingga rilis musim ketiganya di 2025, franchise K-drama ini diperkirakan menyumbang sekitar US$3,4 miliar ke pendapatan langganan global Netflix.
Bahkan, untuk musim kedua saja, pendapatan yang dihasilkan mencapai hampir US$891 juta hanya dalam tiga minggu pertama penayangan. Tak heran, rilis Squid Game Season 3 ikut mendorong pendapatan dan laba Netflix di kuartal kedua 2025 melampaui ekspektasi analis, sekaligus membuat perusahaan menaikkan proyeksi pendapatan tahunannya.
Foto: Perayaan Hallowen di Hong Kong (REUTERS/Tyrone Siu)
People wear Netflix series 'Squid Game' costumes celebrating Halloween, in Hong Kong, China, October 31, 2021. REUTERS/Tyrone Siu
Selain Squid Game, serial seperti Wednesday, Stranger Things, Bridgerton, hingga One Piece versi live-action juga memberi kontribusi besar.
Wednesday misalnya, tercatat memecahkan rekor sebagai serial berbahasa Inggris paling banyak ditonton, ikut membantu pertumbuhan pendapatan iklan dan jumlah pelanggan baru Netflix.
Meski angka pendapatan per judul tidak selalu dirinci secara resmi, kehadiran serial-serial besar ini secara rutin disebut dalam laporan keuangan sebagai faktor utama peningkatan proyeksi atau guidance perusahaan, termasuk dari sisi retensi pelanggan dan pertumbuhan pasar global.
Secara keseluruhan, Netflix memanfaatkan popularitas serial-serial ini bukan hanya untuk menjaga engagement pengguna tetap tinggi, tetapi juga untuk memperkuat kinerja keuangan dan menjaga kepercayaan investor di tengah ketatnya persaingan layanan streaming global.
Sayangnya, Saham Netflix Tak Lagi Murah
Saat ini, harga saham Netflix diperdagangkan di kisaran 59 kali proyeksi laba per saham untuk 12 bulan ke depan. Itu adalah level tertinggi sejak 2021, bahkan lebih tinggi dari valuasi Nvidia yang ada di kisaran 55 kali, dan rata-rata Nasdaq 100 yang sekitar 40 kali.
Artinya, Netflix termasuk salah satu saham dengan valuasi paling mahal di indeks S&P 500. Tapi, banyak analis Wall Street masih merekomendasikan beli. Alasannya? Bisnis Netflix yang semakin global dan strategi monetisasi yang dianggap solid.
Netflix yang dulunya cuma kirim DVD lewat pos ini bahkan punya target besar: menggandakan pendapatan dan meraih kapitalisasi pasar US$1 triliun pada 2030.
Pada penutupan perdagangan Kamis (17/7/2025), saham Netflix ditutup di level US$1.274 per lembar, menjelang laporan keuangan kuartal kedua yang dirilis setelah bursa tutup.
Dalam laporan tersebut, Netflix mencatatkan pendapatan sebesar US$11,08 miliar untuk periode yang berakhir 20 Juni 2025, sedikit melampaui ekspektasi pasar yang berada di angka US$11,07 miliar berdasarkan konsensus LSEG. EPS yang telah disesuaikan tercatat US$7,19, juga lebih tinggi dari perkiraan analis sebesar US$7,08.
Cuan Bagger dari Investasi Saham Netflix
Kalau kamu masuk saham Netflix dalam beberapa tahun silam, tentunya sekarang ini kamu sudah mendapatkan cuan bagger. Berikut simulasi jika investasi dari beberapa periode waktu.
Perhitungan di atas mengacu pada data CNBC Make It, dengan harga saham yang telah disesuaikan atas pemecahan saham (stock split) dan tidak memasukkan perubahan harga setelah rilis laporan keuangan terbaru.
Menariknya, kalau kamu investasi di saham Netflix, katakanlah selama 10 tahun dengan menukar rupiah menjadi dolar AS sebanyak US$ 1000. Kamu mendapat double cuan, pertama dari capital gain, ditambah selisih kurs akibat pelemahan rupiah dari Rp13.342/US$ menjadi Rp16.285/US$.
Dari nilai itu, kamu sudah bisa melipatgandakan uang dari Rp13,34 juta menjadi Rp180,9 juta.
Namun, para pakar keuangan juga mengingatkan bahwa kinerja masa lalu bukan jaminan hasil di masa depan. Kondisi pasar dapat berubah dengan cepat, dan bahkan perusahaan dengan performa terbaik pun tak selalu terus bertumbuh.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)