Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, nyaris tidak bergerak pada perdagangan Jumat atau Sabtu dini hari waktu Indonesia. Perdagangan dibuka kembali kemarin setelah libur Natal.
Indeks S&P ditutup melemah tipis 0,03% ke level 6.929,94. Pada titik tertingginya, S&P 500 sempat naik 0,2% hingga menyentuh 6.945,77.
Nasdaq Composite turun 0,09% dan ditutup di 23.593,10. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average melandai 20,19 poin atau 0,04% ke posisi 48.710,97.
Secara mingguan, S&P 500 menguat 1,4%, mencatatkan kenaikan mingguan keempat dalam lima pekan terakhir. Dow dan Nasdaq juga membukukan kenaikan lebih dari 1% sepanjang pekan ini.
"Orang-orang melakukan ambil untung di sana-sini, atau membeli saat harga turun, tetapi tidak banyak informasi yang beredar," ujar Tom Hainlin, national investment strategist di U.S. Bank Asset Management, kepada CNBC International.
Dia menambahkan tidak ada laporan laba perusahaan, tidak banyak data ekonomi, jadi kemungkinan pergerakan Wall Street lebih didorong oleh faktor teknikal dan posisi pasar.
Hainlin juga menyoroti semakin meluasnya penguatan pasar yang terjadi belakangan ini sebagai tema utama menjelang tahun baru. Menurutnya, kenaikan S&P 500 ke rekor tertinggi pada Rabu lalu tidak didorong oleh sektor teknologi, melainkan oleh sektor keuangan dan industry, dua sektor siklikal dalam perekonomian AS.
"Hal ini memberi lebih banyak kepercayaan diri memasuki 2026 bahwa bukan hanya saham teknologi yang naik sementara sektor lain tertinggal," imbuhnya.
Dia menambahkan pasar mendapat manfaat dari undang-undang pajak yang disahkan pada Juli, serta pemangkasan suku bunga yang terjadi pada kuartal keempat tahun ini.
Investor juga masih menantikan potensi Santa Claus rally. Reli ini biasanya terjadi antara lima hari perdagangan terakhir tahun berjalan dan dua hari perdagangan pertama di tahun baru.
Periode ini dimulai pada Rabu dan akan berlangsung hingga 5 Januari. Jika reli tersebut terjadi, hal itu dipandang sebagai sinyal positif bagi kinerja saham di 2026.
Data dari Stock Trader's Almanac menunjukkan bahwa S&P 500 rata-rata naik 1,3% pada periode tersebut sejak 1950.
Pelaku pasar mencermati tanda-tanda fenomena musiman yang dikenal sebagai Santa Claus rally, yakni periode di mana indeks S&P 500 biasanya menguat selama lima hari perdagangan terakhir di tahun berjalan dan dua hari perdagangan pertama di tahun baru.
Secara year-to-date (sepanjang tahun berjalan), sektor layanan komunikasi, teknologi, dan industri mencatatkan kinerja lebih baik dibandingkan pasar secara keseluruhan.
Sektor properti (real estate) tampaknya menjadi satu-satunya sektor yang mencatatkan pelemahan sepanjang 2025.
Foto: Reuters
Bursa Wall Street
(mae/mae)

3 hours ago
3

















































