Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia dan Eropa akan merampungkan perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dalam waktu dekat, untuk mencapai kesepakatan perdagangan bebas tarif antar RI dengan Eropa.
Pada pekan depan, Senin (5/5/2025), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto akan bertemu dengan Komisioner Perdagangan Uni Eropa (UE) Maros Sefcovic secara daring untuk membahas kesimpulan akhir dari pertemuan yang telah berlangsung 19 putaran sejak 2017.
"Jadi ini udah lama, kita akan coba selesaikan as soon as possible," kata Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno seusai rapat koordinasi terbatas terkait IEU-CEPA di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (2/5/2025).
Sejumlah isu yang menjadi penghambat kesepakatan dalam perjanjian dagang komprehensif itu pun mulai terurai, seperti masalah Kekayaan Intelektual atau IPR, Investasi Berkelanjutan, hingga Transparansi Perdagangan.
"Kita sudah bahas detail isu ya, tapi kita tidak bisa buka ke publik. Tapi yang jelas sudah banyak kemajuan lah," ungkap Havas.
Uni Eropa pun sudah membuka pintu supaya komoditas-komoditas ekspor andalan Indonesia seperti Sawit atau CPO, Kopi, hingga Kakao bisa masuk ke negara-negara di Benua Biru itu. "Cuma kalau kakao itu ada persoalan baru, yaitu makin kurang lahan Kakao, dan di Afrika ada penyakit kakao, jadi kita sekarang impor kakao," ujarnya.
Dalam pertemuan dengan Komisioner Perdagangan Uni Eropa (UE) Maros Sefcovic, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi mengatakan, pemerintah akan menegaskan benefit yang akan bisa betul-betul memberi manfaat baik bagi Indonesia dan Eropa.
"Jangan sampai kepentingan kita, terutama mereka meminta akses pasar ke kita, kita juga harus meminta akses pasar ke mereka. Dan itu yang menjadi kesepakatan. Makanya yang paling penting adalah kepentingan domestik kita harus diterima mereka," tegas Edi.
Salah satu benefit yang akan diperjuangkan ialah perdagangan bebas tarif untuk barang-barang ekspor Indonesia ke Eropa. Menurut Edi, ini akan menjadi salah satu permintaan utama Indonesia dalam kesepakatan komprehensif IEU-CEPA di tengah panasnya tensi perang dagang antara Amerika Serikat dengan negara-negara mitra dagang utamanya.
"Kita pokoknya meminta yang sama dengan ketika EU memberikan kepada satu negara yang selama ini mendapat benefit itu, seperti Vietnam. Minimal itu benchmark kita, artinya dengan situasi saat ini Indonesia ingin memperluas akses market kita ke EU, jadi kita juga sudah mengamankan hal yang sama," ungkap Edi.
Edi memastikan, kerja sama IEU-CEPA ini akan selesai pada pertengahan tahun ini atau akhir kuartal II-2025. Seluruh proses penyelesaian perundingan menurutnya sudah mencapai 99% karena kesadaran Eropa bahwa di tengah polemik perang dagang perlu adanya diversifikasi mitra dagang dan penciptaan pasar terbuka.
"Pokoknya kuartal II, semester I, kan permintaannya semua harus kita bereskan, kalau enggak kita kelamaan, tapi itu dalam posisi yang substantif ya, kan nanti masih ada legal scrubbing dan lain-lain ya," ucap Edi.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Perang Tarif Memanas,Xi Jinping Ajak Vietnam Perkuat Kerja Sama
Next Article Trump Tiba-tiba Beri Sinyal Perang Tarif AS-China Berakhir