Transaksi IHSG Sepi, Terparah Sejak 2019!

20 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Seiring dengan kondisi pasar keuangan Tanah Air yang loyo, transaksi harian di pasar saham pun terpantau jadi sangat sepi.

CNBC Indonesia memantau nilai transaksi yang terjadi dalam tujuh hari perdagangan terakhir (10-17 Maret 2025) tidak pernah lebih dari Rp10 triliun.

Bahkan paling buncit pernah pada Kamis pekan lalu (13/3/2025), nilai transaksi yang terjadi sepanjang hari hanya mencapai Rp8,85 triliun. Nilai ini bahkan lebih kecil dibandingkan rata-rata transaksi harian pada 2019 yang mencapai Rp9,11 triliun.

Transaksi perdagangan saham yang sepi ini seiring dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang loyo.

Dalam sebulan terakhir, IHSG sudah anjlok nyaris 10%, dan jika ditarik lebih jauh dari puncak tertingginya pada September 2024 sudah ambles lebih dari 20%.

Sejauh ini, IHSG juga masih minim katalis untuk mendongkrak penguatan. Pasar saham RI masih diterpa banyak tantangan, baik dari eksternal dan internal.

Dari eksternal, pasar saat ini beralih fokus pada penantian kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) yang potensi masih akan menahan suku bunga.

Menarik juga dicermati soal pandangan the Fed terkait kondisi ekonomi global terkini, mengingat pasar khawatir akan terjadi resesi akibat inflasi yang ketat semakin diperparah dengan tarif Trump yang tidak pasti.

Sementara dari dalam negeri, risiko politik dan daya beli lemah masih menjadi tantangan di tengah bulan Ramadhan. Ada potensi terjadi sell-off juga mengingat investor ada kecenderungan mengamankan cash dulu untuk persiapan libur panjang.

Lionel Priyadi, Fixed Income & Macro Strategist dari Mega Capital Sekuritas mengatakan "Ada risiko politik dan mau lebaran juga, investor pilih defensif cash daripada pegang equity" ungkapnya ke CNBC Indonesia pada Kamis (18/3/2025).

Meski begitu, Erwin Supandi, Head of Equity Retail dari HP Sekuritas mengingatkan bahwa "IHSG mengalami penyesuaian dalam kondisi pasar yang dinamis, tetapi fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat. Investor diharapkan tetap fokus pada strategi jangka panjang dan memanfaatkan momentum koreksi ini sebagai peluang untuk menyesuaikan portofolio" ujarnya.

Erwin mengungkapkan bahwa fundamental bisnis emiten di Indonesia maish banyak yang tetap kuat dan memiliki prospek pemulihan jangka panjang yang baik.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |