3 weeks ago
12
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan hasil investigasi yang dilakukan di lapangan, menyusul insiden kebakaran yang terjadi di smelter milik PT Freeport Indonesia, di Gresik pada Senin (14/10/2024).
Semula, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno menjelaskan berdasarkan hasil pengumpulan fakta di lapangan, seluruh komponen material Wet Electrostatic Precipitator (WESP) mengalami kerusakan berat dan tidak dapat dioperasikan.
Berdasarkan saksi langsung maupun tidak langsung, terdapat indikasi adanya hotspot dan gangguan teknis pada alat sebelum pemadaman terjadi.
"Jadi kesimpulan dari Tim adalah sesuai kriteria ditetapkan pada keputusan Menteri ESDM Nomor 1827 tahun 2018 tentang pendorongan pelaksanaan kaedah pertama yang baik. Ini kejadian tersebut dikategorikan sesuai kejadian yang berbahaya," ujar Tri dalam RDP bersama Komisi XII DPR RI, Rabu (19/2/2025).
Menurut Tri, tim investigasi dari Direktorat Jenderal Minerba merekomendasikan sejumlah langkah yang harus dilakukan oleh PTFI guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Di antaranya adalah pemasangan pengatur suhu atau detektor, pemasangan kamera pemantau di area WESP, serta penjadwalan ulang start-up heating untuk memastikan kesiapan pengawas teknis dan operasional.
Selain itu, PTFI juga diminta untuk melakukan pemasangan sistem pemadam api otomatis di area WESP, menyusun instrumen tombol darurat yang mudah diakses, serta memasang alarm indikasi kondisi darurat di control room dan lapangan.
"Kemudian mencari tahu, menerapkan referensi sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan lain dengan teknologi dan kegiatan operasional pengolahan yang relatif sama," katanya.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Pemerintah Pertimbangkan Buka Keran Ekspor Konsentrat Freeport
Next Article Jokowi Bongkar Jumlah Emas Freeport yang Hilang Selama 55 Tahun
