Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten transportasi dan logistik milik konglomerat Tommy Soeharto kompak melesat padan perdagangan hari ini, Senin (20/10/2025). Saham GTS Internasional (GTSI) dan Humpuss Maritim Internasional (HUMI) milik Tommy tercatat menjadi top movers pada perdagangan hari ini.
Saham GTSI tercatat menguat 29,13% ke Rp 133 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp 2,1 triliun. Saham GTSI tercatat telah menguat 202% sejak awal tahun ini. Hari ini saham GTSI juga masuk dalam 10 saham paling ramai ditransaksikan atau mencapai Rp 285 miliar.
Sementara itu, saham HUMI hari ini menguat 22,15% ke Rp 138 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp 2,47 triliun. Saham HUMI tercatat telah menguat 176% sejak awal tahun ini. Hari ini saham HUMI juga masuk dalam 15 saham paling ramai ditransaksikan atau mencapai Rp 202 miliar.
Sebelumnya, diketahui GTSI menyiapkan investasi hingga US$508 juta alias sekitar Rp7,5 triliun sampai 2026.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (17/10/2025), anggaran jumbo itu untuk mempercepat ekspansi armada dan layanan rantai pasok gas. Langkah itu, sejalan dengan dorongan pemerintah terhadap energi lebih bersih, peningkatan kebutuhan infrastruktur LNG domestik, dan regional.
Di luar penambahan armada, GTSI mematok penyelesaian proyek regasifikasi US$175 juta yang diproyeksi akan beroperasi pada Juni 2026. Fasilitas itu, diposisikan sebagai penghubung penting antara pasokan LNG dan pengguna akhir. Dengan begitu, meningkatkan keandalan distribusi sekaligus menekan biaya logistik energi.
Sebagai bagian dari peta jalan ekspansi, GTSI menjadwalkan kedatangan satu kapal LNG baru pada akhir bulan ini. Berdasar informasi yang dihimpun, unit tersebut sebelumnya dimiliki oleh GasLog Partners dan pernah dikenal dengan nama Methane Jane Elizabeth, salah satu kapal LNG berkapasitas besar pada pasar global.
Nilai estimasi transaksi pembelian kapal itu, diperkirakan mencapai Rp1,2 triliun. Kapal baru itu, melengkapi rencana GTSI yang menarget penambahan satu kapal pada 2025, dan dua kapal tambahan pada 2026 untuk menangkap lonjakan permintaan jasa transportasi LNG di pasar dalam negeri maupun kawasan. Hingga saat ini, GTSI telah memiliki beberapa kapal, salah satunya Ekaputra 1, dengan kapasitas tangki LNG terbesar Indonesia.
Ini bukan sekadar menambah kapal, tetapi langkah taktis perseroan untuk menangkap peluang bisnis baru sektor LNG domestik, dan regional. Permintaan energi bersih sendiri terus meningkat, dan GTSI ingin memperkuat positioning-nya di rantai pasok energi bersih Asia Tenggara.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Merah! Pasar Cemas Deflasi dan Data Ekonomi