Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mendukung langkah Presiden Prabowo Subianto yang ingin mengurangi peredaran thrifting atau pakaian bekas, tetapi tidak ingin pedagangnya kehilangan bekerja. Wakil Menteri (Wamen) UMKM Helvi Yuni Moraza mengungkapkan pemerintah tidak berniat untuk mematikan para pedagang thrifting, tetapi menindak importir thrifting karena dinilai merugikan para pelaku UMKM. Ia juga mengaku perihatin dengan makin banyaknya barang impor yang dijual di Indonesia.
"Jadi begini, prinsipnya kebijakan dari pemerintah itu tidak untuk mematikan pelaku usaha atau pedagang, tapi justru lebih banyak memberikan kemanfaatan," kata Helvi saat ditemui di Gedung Smesco, Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Adapun terkait thrifting ini menurutnya sudah sangat mengkhawatirkan. Kata dia ada sekitar 980.000 pedagang di Indonesia yang menjual thrifting.
"Perlu diketahui, bahwa pengusaha thrifting di Indonesia ada sekitar 980.000, ini sudah sangat mengkhawatirkan, tapi kalau kita langsung tutup, bagaimana kehidupan mereka?" ujarnya.
Foto: Sentra pakaian thrifting atau impor bekas di Jakarta tak hanya ditemui di kawasan Pasar Senen saja, tetapi juga ada di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat yang terpantau pada Senin (27/10/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)
Sentra pakaian thrifting atau impor bekas di Jakarta tak hanya ditemui di kawasan Pasar Senen saja, tetapi juga ada di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat yang terpantau pada Senin (27/10/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)
Oleh karena itu, pihaknya dan jajarannya sudah melakukan beberapa pendekatan kepada para pengusaha thrifting. Nantinya, para pedagang thrifting akan bermitra dengan beberapa pelaku UMKM agar pengusaha thrifting masih dapat berjualan produk lokal.
"Deputi kami sudah mengadakan pendekatan ke para pengusaha. Kemudian kami usahakan agar mereka saat masa transisi bisa mengalihkan dan juga akan kami mitrakan dengan beberapa UMKM yang sudah estabilished, ada beberapa yang butuh di hilir, kami mengajak pengusaha thrifting bisa masuk ke dalam ekosistem," jelasnya.
Pihaknya juga akan mensosialisasikan terkait perubahan ini kepada para pedagang atau pengusaha, agar mereka bisa dapat berjualan tanpa takut penghasilannya menghilang akibat tak ada lagi barang thrifting.
"Tentu saja, ke depan kami akan melakukan sosialisasi, agar mereka bisa berpindah usahanya ke bidang lainnya yang tentunya sangat berdekatan dengan keahlian mereka. Intinya kita tidak mematikan untuk hajat hidup mereka sendiri," tuturnya.
(chd/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pakaian Bekas Impor Banjir di Pusat Perbelanjaan, Bos Mal Buka Suara

2 hours ago
1

















































