Prabowo Lagi Hemat Anggaran Besar-besaran, Bos Mebel Curhat Begini

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri mebel buka-bukaan soal potensi pasar ekspor mebel yang bakal terganggu pasca adanya efisiensi anggaran di kementerian dan lembaga pemerintah. Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur mengatakan bahwa efisiensi anggaran berdampak pada potensi ekspansi ekspor dan berkurangnya belanja pemerintah atas produk industri.

Untuk perluasan pangsa ekspor, pihaknya banyak bergantung pada fasilitas program pameran internasional yang diadakan oleh pemerintah. Hal ini karena biaya untuk mengadakan pamerian di luar negeri cukup besar.

"Kita mau pameran di Dubai ada dukungan dari pemerintah, perindustrian dan perdagangan, itu pasti dibatalkan, padahal itu kan kita penting untuk nyasar emerging market, tahun ini pasti dibatalkan karena efisiensi," kata Sobur kepada wartawan di IFEX 2025, Kamis (6/3/2025).

Menurut Sobur, pameran internasional penting bagi industri mebel, khususnya yang belum mumpuni secara finansial. Sementara, industri mebel lainnya yang memiliki kemampuan finansial saat ini sudah berekspansi ke tujuan pasar non-tradisional seperti China, Timur Tengah, hingga India.

Pekerja menyelesaikan pembuatan mebel di kawasan Daanmogot, Tangerang, Banten, Jumat (18/2/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)Foto: Pekerja menyelesaikan pembuatan mebel di kawasan Daanmogot, Tangerang, Banten, Jumat (18/2/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Pekerja menyelesaikan pembuatan mebel di kawasan Daanmogot, Tangerang, Banten, Jumat (18/2/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Padahal, Indonesia memiliki potensi diversifikasi bahan baku mebel yang membuat berbagai negara tertarik, seperti kayu jati, kayu-kayu eksotis, termasuk rotan, bambu, hingga kayu mahoni, serat untuk anyaman, rotan, dan lainnya.

Di samping itu, Sobur menuturkan efek dari pemangkasan anggaran pemerintahan dapat menekan kinerja penjualan industri mebel hingga 50% untuk domestik.

"Kita mungkin kalau tahun lalu hampir sama dengan ekspor ya, ekuivalen misalnya di angka US$ 2 miliar katakanlah, pasti mengalami penurunan dalam negeri, ya bisa turun 50% mungkin kan belanja terbesarnya belanja pemerintah," jelasnya.

Penurunan penjualan tersebut disebabkan belanja pemerintah untuk fasilitas pendidikan seperti meja dan bangku sekolah hingga fasilitas kantor pemerintah. Menurut Sobur, potensi angka yang terserap untuk fasilitas tersebut mencapai US$20 miliar.

Pemangkasan anggaran juga dapat memengaruhi pertumbuhan industri mebel yang tumbuh di level 5-6% pada 2024. Kendati demikian, dia tak memberikan koreksi target pertumbuhan tahun ini.


(chd/wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Selamatkan Industri Mebel, Pemerintah Diminta Bereskan Regulasi

Next Article Prabowo Panggil Cak Imin ke Kertanegara, Jadi Menteri Apa?

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |