Perusahaan Rokok Raksasa RI Ganti Nama Gara-Gara Mimpi Pemiliknya

5 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan rokok yang sudah berdiri sejak era 1930-an di Malang, Jawa Tengah, yaitu Bentoel, memiliki sejarah yang menarik dari sisi pergantian nama merek.

Sebagai pemain terbesar ke-3 di industri rokok Tanah Air, perjalanan sejarah perusahaan yang didirikan Ong Hok Liong bersama Tjoa Sioe Bian itu memang tak bisa dikesampingkan untuk diketahui.

Sebab, kabarnya rahasia sukses perusahaan itu berawal dari mimpi Ong Hok Liong hingga akhirnya nama perusahaan berganti menjadi Bentoel.

"Awalnya, perusahaan ini bernama Strootjes-Fabriek Ong Hok Liong. Kemudian nama itu diubah menjadi Hien An Kongsie," tulis Rudy Badil dalam Kretek Jawa: Gaya Hidup Lintas Budaya, dikutip Minggu (23/11/2025).

Pabrik itu mulanya memproduksi rokok tjap Burung, tjap Klabang, dan Djeroek Manis di bawah bendera NV Pertjetakan Liem An pada 1951.

Lalu, pada 1954 nama perusahaannya berubah menjadi PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel. Sejak itu, usaha rokok Ong Hok Liong berkembang cepat.

Sebelum era 1960, karyawannya mencapai 3.000 orang. Bentoel tak ragu berpromosi. Dalam iklannya, tertulis: memang betul merokok tjap Bentoel.

Transformasi nama dari NV Pertjetakan Liem An menjadi Bentoel terjadi melalui cara yang unik. Bermula ketika Ong Hok Liong tertidur di dekat makam dan bermimpi melihat ubi talas saat sedang berziarah.

Setelah bangun, dia bertanya kepada juru kunci makam tentang mimpinya dan juru makam berkata bahwa Ong Hok Liong dapat petunjuk dari Mbah Djugo agar mengganti nama pabriknya.

Ong Hok Liong memang seorang yang suka berziarah. George Quinn dalam Bandit Saints of Java (2019) menyebut pada 1954 Ong Hok Liong berziarah ke makam keramat Mbah Djugo di sekitar Gunung Kawi.

Kala itu merek rokok yang dibuatnya dirasa masih kurang laku. Pabriknya kemudian mengganti merek rokoknya juga. Nama yang dipilih adalah sebutan Jawa untuk ubi talas, yakni bentul, yang sebelum ada Ejaan Yang Disempurnakan (1973) masih sering ditulis sebagai Bentoel.

"Ketika (Ong Hok Liong) meninggal pada tahun 1967 dia adalah seorang multi jutawan dan Bentoel telah tumbuh menjadi rokok pribumi terbesar kedua di Indonesia," tulis George Quinn dalam Bandit Saints of Java (2019).

Anak-anak Ong Hok Liong lalu menggantikannya. Budhiwijaya Kusumanegara, anak sang pendiri menjadi Presiden Direktur Bentoel.

Namun, setelah 1980-an, PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel tidak mampu membayar pinjamannya ke BRI dan Bank Bumi Daya senilai US$ 170 juta. Utang Bentoel dengan kreditor asing bahkan menggelembung menjadi US$ 350 juta.

Akhirnya 70% saham keluarga Ong Hok Liong dilego. Hutomo Mandala Putra gagal membelinya. Kemudian Bentoel dipegang Peter Sondakh dan Rajawali Wira Bhakti Utama.

Pada tahun 1997, aset Bentoel diserahkan kepada perusahaan baru bernama PT Bentoel Prima dan PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel bubar.

Bentoel Prima pada 2000 ganti nama menjadi PT Bentoel Internasional Investama Tbk.

Belakangan saham perusahaan itu dipegang oleh British American Tobacco, sebagai pemegang saham 92,48% dan sisa saham lain dipegang oleh masyarakat.

(mfa/haa)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |