Perang Dagang AS-China Melunak, Ini Dampaknya ke Ekonomi RI

5 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia sebagai negara mitra dagang bagi Amerika Serikat (AS) dan China akan terkena dampak positif usai terjadi perdamaian tarif dagang selama 90 hari ke depan.

AS dan China mengatakan mereka telah sepakat untuk menghentikan sementara tarif selama 90 hari dan bea timbal balik akan turun tajam, memberikan investor keyakinan bahwa perang dagang skala penuh mungkin dapat dihindari.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent, berbicara setelah pembicaraan dengan pejabat China di Jenewa, mengatakan kepada wartawan bahwa kedua pihak telah mencapai kesepakatan yang diuraikan dalam pernyataan bersama dan bahwa tarif timbal balik akan turun sebesar 115 poin persentase.

Pertemuan akhir pekan lalu merupakan interaksi tatap muka pertama antara pejabat AS dan China sejak Presiden AS Donald Trump kembali berkuasa dan meluncurkan serangan tarif global, yang mengenakan bea masuk yang sangat besar terhadap China.

"Kami telah mendapat kepastian dari AS bahwa negosiasi akan terus berlanjut dan bahwa nada negosiasi tersebut positif dan AS serta China tidak ingin berpisah, jadi ada lebih banyak optimisme bahwa tarif tidak akan memiliki dampak yang menghancurkan seperti yang mungkin terjadi, dan ada rasa lega kolektif di pasar.

"Kami telah mendapat jaminan dari pihak AS bahwa negosiasi akan terus berlangsung, dan nada dalam negosiasi tersebut bersifat positif. AS dan China sama-sama tidak ingin terpisah secara ekonomi, sehingga ada optimisme yang jauh lebih besar bahwa tarif-tarif ini tidak akan berdampak seburuk yang sebelumnya dikhawatirkan. Pasar pun menarik napas lega secara kolektif.

Namun, ini tidak berarti kita kembali ke kondisi sebelum pelantikan Trump. Tarif dasar sebesar 10% masih berlaku di semua lini, jeda 90 hari tetap ada, dan waktu terus berjalan. Secara keseluruhan, situasinya tidak seburuk yang mungkin terjadi, tetapi kita masih menghadapi cukup banyak ketidakpastian mengenai di mana tarif-tarif ini akan menetap, bagaimana dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi global, dan kebijakan bank sentral," ujar Jane Foley, Kepala Strategi Valas, Rabobank.

RI Siap Kebanjiran Durian Runtuh?

Meredanya ketegangan antara Amerika Serikat dan China, terutama dalam hal perdagangan, bisa membawa dampak besar bagi Indonesia.

1. Peluang Ekspor dan Perdagangan

Dengan tarif impor yang lebih rendah antara AS dan China, Indonesia bisa memperluas pasar ekspor dan memperkuat kerja sama dagang, terutama dengan AS. Produk-produk Indonesia yang sebelumnya menghadapi persaingan ketat dengan barang China di pasar AS kini memiliki peluang lebih besar untuk diterima.

2. Stabilitas Ekonomi Global

Ketegangan dagang yang mereda dapat mengurangi volatilitas di pasar keuangan global, yang berdampak positif bagi ekonomi Indonesia. Investor lebih percaya diri untuk berinvestasi di negara berkembang, termasuk Indonesia, sehingga bisa memperkuat nilai tukar rupiah dan meningkatkan arus modal.

Sebagai informasi, berdasarkan data transaksi 5 - 8 Mei 2025, investor asing tercatat beli neto sebesar Rp0,12 triliun, terdiri dari jual neto Rp2,70 triliun di pasar saham dan Rp4,07 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), serta beli neto Rp6,88 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN).

3. Investasi dan Arus Modal

Investor global yang sebelumnya menghindari risiko akibat ketegangan AS-China mungkin lebih percaya diri untuk kembali masuk ke Indonesia. Ini bisa meningkatkan investasi asing langsung (FDI) dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.

Sebagai catatan, realisasi investasi China dan AS ke Indonesia pada kuartal I-2025 tercatat masing-masing sebesar US$1,75 miliar dan US$0,8 miliar.

4. Harga Bahan Baku Lebih Murah

Industri manufaktur dan elektronik yang bergantung pada bahan baku dari China bisa menikmati penurunan harga input produksi. Dengan tarif impor yang lebih rendah, biaya produksi bisa lebih efisien, meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.

5. Negosiasi Dagang Indonesia-AS

Indonesia bisa memanfaatkan momentum ini untuk menegosiasikan ulang tarif perdagangan dengan AS. Jika berhasil, Indonesia bisa mendapatkan keuntungan lebih besar dalam ekspor ke AS dan memperkuat hubungan ekonomi bilateral.

Secara keseluruhan, meredanya ketegangan dagang AS-China bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya dalam perdagangan global. Namun, tetap perlu ada strategi untuk mengelola dampak negatifnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |