Pemilik Emas Pesta Pora! Terus Cetak Rekor, 8 Pekan Full Hijau

2 weeks ago 18

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepekan ini harga emas acuan dunia kembali pecah rekor ke atas level US$ 2.900 per troy ons.

Merujuk data Refinitiv, pada penutupan perdagangan Jumat kemarin (21/2/2025) harga emas berakhir di posisi US$ 2.936,03 per troy ons, dalam sehari melemah 0,09%.

Pelemahan yang terjadi sehari kemarin cenderung tipis dan tidak menghapus penguatan secara mingguan sebesar 1,83%. Artinya, harga emas dunia sudah delapan pekan beruntun dalam zona hijau.

Adapun, harga emas sempat mencapai level All Time High (ATH) di posisi US$ 2.938,70 pada penutupan perdagangan Kamis (20/2/2025).

Harga emas dunia yang terus melesat ini dipengaruhi oleh peningkatan permintaan sebagai aset safe haven untuk lindung nilai, terutama dari kondisi saat ini yang banyak ketidakpastian.

Dalam dua bulan terakhir ini, persediaan emas du tiga gudang terbesar COMEX yaitu JP Morgan, HSBC, dan Brinks mengalami lonjakan tajam lebih dari 115%.

Jika dilihat secara historis, fenomena ini pernah terjadi pada saat lockdown terjadi akibat pandemi Covid pada Maret 2020 lalu.

Harga emas melonjak ke rekor tertinggi pada perdagangan Kamis, karena kekhawatiran akan perang dagang global yang dipicu oleh ancaman tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dapat memicu permintaan aset safe haven untuk logam mulia.

"Ketegangan perdagangan yang sedang berlangsung terus memicu inflasi dan kekhawatiran pertumbuhan ekonomi, karenanya meningkatkan minat aset safe haven terhadap emas," ujar Peter Grant, wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals, kepada Reuters.

Trump mengatakan pada hari Rabu (19/2/2025), bahwa ia akan mengumumkan tarif yang terkait dengan kayu, mobil, semikonduktor, dan farmasi "selama bulan depan atau lebih cepat.

Sejak menjabat pada tanggal 20 Januari, Trump telah mengenakan tarif sebesar 10% untuk impor dari China dan tarif sebesar 25% untuk baja dan aluminium.

"Kami terus melihat bank sentral melakukan pembelian emas sepanjang tahun. Itulah salah satu faktor utama yang mendasari dukungan terhadap harga emas. Kami juga melihat aliran ETF dengan aliran selama tiga hari berturut-turut ke pasar emas," ujar Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures.

Trump juga mengecam Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy sebagai diktator pada hari Rabu dan mengatakan kepadanya bahwa ia harus bergerak cepat untuk mengamankan perdamaian atau berisiko kehilangan negaranya.

Grant menambahkan kesepakatan damai yang potensial dapat menurunkan ketegangan geopolitik untuk sementara waktu dan dapat membebani harga emas untuk jangka pende.

"Tingkat tertinggi sepanjang masa dapat bertahan selama beberapa minggu, tetapi saya pikir tren naik pada akhirnya akan terus berlanjut karena ada cukup banyak faktor fundamental yang tetap sangat mendukung harga emas." imbuh Grant.

Sementara itu, risalah rapat kebijakan terakhir bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) AS pada Rabu (19/2/2025), menunjukkan bahwa usulan kebijakan awal Trump telah memicu kekhawatiran atas meningkatnya inflasi, yang memperkuat sikap bank sentral untuk menunda pemotongan suku bunga lebih lanjut.

Dari sisi ekspor, Swiss meningkatkan ekspor emas dari tahun ke tahun pada Januari karena pasokan ke AS melonjak ke level tertinggi dalam setidaknya 13 tahun, menurut data bea cukai Swiss.

CNBC INDONESIA RESEARCH 

(tsn/tsn)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |