Miris! Warga Kaltara Beli Sembako dan Bahan Bangunan dari Malaysia

3 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang mengungkapkan minimnya pembangunan infrastruktur di daerahnya, akibat minimnya penerimaan asli daerah (PAD), termasuk pendapatan yang berasal dari transfer ke daerah (TKD) dari pemerintah pusat.

Zainal mengatakan, transfer ke daerah untuk Kaltara terkena efisiensi anggaran dari sebelumnya pada 2024 sebesar Rp 2,4 triliun menjadi hanya tersisa Rp 469 miliar. Padahal, 85% APBD nya bersumber dari TKD APBN pemerintah pusat.

"Kaltara ini adalah wilayah perbatasan, gerbang, wajah Indonesia, etalase Indonesia sebenarnya. Kalau kita berdiri di Sebatik melihat ke Tawau itu gedung-gedung menyala luar biasa, tapi kalau kita melihat dari Sebatik ke Tawau gelap gulita," ujar Zainal saat rapat kerja dengan Komisi II DPR, Jakarta, Senin (28/4/2025).

"Kalau dapat dana transfer Rp 469 miliar kurang dari Rp 2 triliun mau berbuat apa," tegasnya.

Minimnya kemampuan APBD untuk melakukan kewajiban pembangunan itu membuat akses jalan darat sangat terbatas. Zainal mengatakan, waktu tempuh jalur-jalur perbatasan sepanjang 60 km membutuhkan waktu 6 jam, sedangkan jarak tempuh dari Jakarta ke Bogor yang juga hampir 60 km bisa hanya 1 jam.

"Terakhir pada 2023 saya lewat darat dari Malinau ke Krayan (jarak sekitar 108 km) itu 3 hari 2 malam. Kami menginap di pinggir jalan, mobil kami diderek buldozer atau ekskavator, kondisi jembatan pun banyak yang putus, masyarakat swadaya bangun dengan batang kayu. Kalau tidak begitu masyarakat tidak bisa mendapat sembako," ungkap Zainal.

Zainal mengklaim, dari Pemprov Kaltara sudah berupaya beri subsidi angkutan untuk orang dan barang di perbatasan. Setiap tahun Pemprov Kaltara menganggarkan Rp 15 miliar, namun karena dampak efisiensi ia katakan mungkin tahun ini akan menyusut.

Oleh sebab itu, ia memperkirakan, pembangunan infrastruktur akan makin berat ke depannya di Kaltara. Apalagi, material pembangunan sangat mahal, dan kerap kali diperoleh dari Malaysia.

"Seperti pembangunan perbatasan PLBN (Pos Lintas Batas Negara) di Long Nawang itu terus terang materialnya dari Malaysia," tuturnya.

"Untuk krayan itu bisa saya sampaikan 1 sak semen sama seperti di Papua itu harganya 900 ribu. Ada wilayah kami beberapa memang akses darat belum tembus, semua menggunakan moda transportasi udara atau arung jeram kami sudah lalui semua," tegas Zainal.

Zainal juga menekankan, permasalahan infrastruktur jalan ini membuat perolehan barang-barang sembako untuk masyarakat Kaltara bersumber dari Malaysia.

"Untung mereka semua masih NKRI, tapi perutnya Malaysia. Kita ini negara besar, malu ketergantungan semuanya dari Malaysia, malu sebenarnya tapi mau diapa memang kondisi keuangan kita yang memang belum mampu menjangkau," ucapnya.


(arj/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Tiba-Tiba, Malaysia Minta Beras ke Indonesia

Next Article Malaysia Negara Pertama di Dunia yang Izinkan Zakat Pakai Kripto

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |