Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengakui, harga cabai rawit merah tengah mengalami kenaikan dibandingkan waktu normal. Kenaikannya pun tidak wajar, di atas Rp 100 ribu per Kg, bahkan Ia sendiri menyebut harganya sudah tembus Rp200.000/kg.
Ia beralasan kenaikan harga cabai karena faktor distribusi. Selain itu, faktor cuaca juga ikut berpengaruh terhadap mahalnya harga cabai.
"Kalau cabai kami minta kepada teman-teman agar diperhatikan distribusinya, ada kemarin tertinggi sampai Rp200.000/kg, turun ke Rp100.000/kg. Ini (faktor) distribusi," katanya di Gedung DPR, Kamis (6/3/2025).
"Salah satu penyebab karena curah hujan tinggi, distribusinya agak sulit tetap kita berupaya keras terpenuhi," kata Amran.
Sebelumnya, Menko Pangan Zulkifli Hasan pun mengakui harga cabai sempat pedas.
"Tapi tadi kita lihat harganya stabil. Yang pedas memang satu, yakni cabai rawit," kata Menko Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) saat sidak di Pasar Johar Baru, Rabu (4/3/2025).
"Ini pedas memang. Harganya pedas itu. Tapi yang lain-lain ya, sama sesuai dengan harga HET (harga eceran tertinggi)," ujarnya.
Lonjakan harga cabai ini pun dikeluhkan oleh pedagang makanan.
Seorang pemilik warung ayam goreng di seputaran Mampang mengatakan harga cabai rawit merah saat ini sudah mencapai Rp140.000. Akibatnya, dia mengaku, untuk sementara tidak berjualan ayam goreng. Dan memanfaatkan momen Ramadan dengan beralih berjualan aneka gorengan.
"Iya (berhenti sementara berjualan ayam goreng). Cabe mahal. Rp140.000 sekarang sekilo. Kemarin coba beli ke warung, Rp5,000 dikasih 3 biji. Kalau ang hijau (cabai rawit hijau) itu Rp70.000-an. Tapi kan saya pake yang orange (cabai rawit merah)," kata si penjual.
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Harga Cabai Tembus Rp120 Ribu Per Kg saat Ramadan, Kenapa?
Next Article Lagi, Pejabat Kementan Terjerat Kasus Suap! Amran Langsung Copot