Mau Garap Peluang Besar, Bos BRI Ungkap Langkah-Langkah Ini

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang fokus di segmen UMKM, berupaya menggarap berbagai peluang besar di tengah kondisi ekonomi domestik dan global yang penuh gejolak. Salah satunya, dengan memperkuat struktur pendanaan atau funding dengan menggarap segmen wholesale.

Direktur Utama BRI, Hery Gunardi mengatakan bahwa bank pelat merah itu juga ingin tumbuh sehat dan berkelanjutan dengan melakukan transformasi pendanaan yang utamanya dana murah atau current account saving account (CASA). Hal ini dilakukan guna menekan beban.

"Sebenarnya kalau kita bicara mengenai banking game itu adalah, game-nya adalah game funding. Jadi kita ingin ya di BRI hari ini dan di masa-masa yang akan datang, memiliki kekuatan dari sisi funding, terutama dana murah ya, low-cost fund. Jadi, yang harus kita lakukan setiap kali ke depan itu pertama adalah, BRI akan melakukan transformasi dari sisi liabilities atau funding," terang Hery saat Paparan Kinerja BRI Triwulan I-2025 secara virtual, Rabu (30/4/2025).

Upaya tersebut dilakukan dengan mengakselerasi transformasi CASA baik di segmen consumer, usaha kecil menengah (UKM), serta wholesale banking.

Pada nasabah retail, Hery memaparkan BRI memiliki berbagai mesin pertumbuhan dana murah, seperti BRIMo yang digunakan 40 juta nasabah terdaftar. Kemudian ada EDC, QRIS, serta Agen BRILink. Di samping itu, BRI juga ingin melakukan sinergi dengan perusahaan anak untuk saling mendukung, meningkatkan pendanaan, terutama tabungan dan giro.

Di sisi nasabah korporasi, BRI memiliki aplikasi QLola, yang memberikan layanan cash management, transaksi trade ya, pembukaan L/C, value chain, dan FX transaction.

"Kita tahu kita punya existing core, itu adalah UMKM, micro misalnya, dan juga SME, itu tetap kita perkuat. Namun demikian, kita juga berusaha untuk mengembangkan core baru, namanya new core itu adalah, misalnya consumer ya, KPR misalnya, kemudian BRIGuna ya, bisnis payroll loan. Terus, kita punya pegadaian, kita bisa melakukan sinergi yang optimal dengan pegadaian dari sisi bisnis layanan gadai atau bullion, bisa juga produknya adalah cicil emas, gadai emas, dan seterusnya," terang Hery.

Selanjutnya, BRI juga berniat memperkuat fondasi dari sisi sumber daya manusia. Hery mengatakan pihaknya terus mengembangkan para talenta BRI dengan berbagai training serta sekolah ke luar negeri. Selain itu, BRI juga membangun sekolah-sekolah untuk para tenaga pasar di unit mikro.

Kemudian, Hery menjelaskan BRI menerapkan kerangka kerja yang bersifat pro bisnis. Berikutnya, BRI memperkuat jaringan distribusi dengan melakukan re-evaluasi untuk posisi-posisi kantor cabangnya.

Direktur Manajemen Risiko BRI, Mucharom yang hadir dalam kesempatan itu menjelaskan bahwa pihaknya menata ulang organisasi manajemen risiko. Dalam hal ini, BRI juga memperkuat mitigasi risiko bisnis retail dan wholesale, serta risiko IT dan digital retail risk.

Mucharom mengatakan BRI juga mengkaji ulang alat-alat dan sistem yang dimiliki seperti

credit scoring dan credit rating. Terdapat pula early warning sistem untuk menangkap potensi risiko yang ada.

"Dan menghadapi tantangan seperti potensi pelambatan konsumsi rumah tangga seperti yang tadi disampaikan, tentunya salah satu strategi yang diterapkan BRI adalah tetap menerapkan pendekatan yang tumbuh tapi tetap selektif sehingga kita bisa pastikan sustainability ke depan," pungkas Mucharom.

Lebih lanjut, Hery mengatakan BRI juga ingin memperkuat sisi operasional guna berkompetisi dengan pesaing terdekat bank itu.

"Terkait dengan fokus bisnis BRI ini, seiring dengan dinamika industri dan kebutuhan nasabah yang semakin kompleks, ke depan BRI secara bertahap akan terus mengembangkan kapabilitasnya menuju model universal banking. Jadi sebuah transformasi strategis yang memungkinkan BRI melayani seluruh segmen nasabah secara menyeluruh di seluruh pelosok Indonesia. Mulai dari Sabang sampai Merauke. Jadi apapun yang diinginkan nasabah ada di BRI," jelas Hery.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan dan Strategy BRI, Viviana Dyah Ayu Retno mengatakan bahwa transformasi funding menjadi penting dilakukan bank itu. Pasalnya, ia menyebut porsi dana murah dan biaya pendanaan BRI tertinggal dibandingkan bank-bank lainnya.

"Kalau saja BRI bisa menurunkan cost of fund BRI 50 basis point saja. Sekarang total dana pihak ketiga BRI itu menyentuh Rp1.400 triliun. Kalau teman-teman kalikan dengan 0.5% saja, impact-nya itu tidak hanya dirasakan oleh BRI. Tetapi juga akan dirasakan oleh nasabah UMKM yang selama ini menjadi main nasabahnya BRI melalui potensi pemberian lending rate yang mungkin lebih baik untuk teman-teman kita yang ada di MSME," jelas Viviana.


(ayh/ayh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: BRI Cetak Laba Rp13,80 Triliun di Q1-2025

Next Article BRI (BBRI) Tebar Dividen, Negara Dapat Rp 10,88 T, Publik Rp 9,45 T

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |