Makan Bergizi Gratis: Ini Penerima, Jadwal dan Skema Pembagiannya

2 weeks ago 13

Jakarta, CNBC Indonesia - Tambahan dana untuk Makan Bergizi Gratis (MBG) diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia.

Sebagai informasi, pemerintah resmi menaikkan anggaran program MBG pada 2025, dari yang sebelumnya ditetapkan senilai Rp71 triliun, menjadi Rp171 triliun.

Tambahan anggaran untuk program andalan Presiden Prabowo Subianto itu disampaikan langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara BRI Microfinance Outlook 2025 di International Convention Exhibition (ICE) BSD City, Kamis (30/1/2025).

Ia mengatakan, penambahan anggaran MBG itu ialah untuk melipatgandakan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). SPPG itu merupakan dapur tempat memasak menu makanan yang dibagikan dalam program MBG.

Ditambah Rp100 triliun maka jadi Rp171 triliun, jumlah sentranya akan meningkat, maka saya berharap ini akan menimbulkan multiplier yang luar biasa bagi UMKM di seluruh Indonesia,"

KemenkeuFoto: Program MBG
Sumber: Kemenkeu

Dengan tambahan Rp100 triliun, Kemenkeu menargetkan opsi ekspansi yang dibagi menjadi dua, yaitu moderat dan optimistis.

Apabila sesuai rencana, maka jumlah SPPG (dapur tempat memasak menu makanan yang dibagikan dalam program MBG) diperkirakan akan bertambah setidaknya 15.000 (untuk target moderat) dan 28.000 (untuk target optimistis).

Untuk memastikan 28.000 SPPG dapat beroperasi pada 2026, persiapan harus dimulai pada 2025 dengan optimalisasi alokasi anggaran tambahan pada 2025.

Begitu pula dengan jumlah penerima manfaat yang diperkirakan mengalami lonjakan yang signifikan menjadi 40 juta pelajar, wanita hamil, dan balita (untuk target moderat) dan 82,9 juta pelajar, wanita hamil, dan balita (untuk target optimistis).

1. Peserta didik atau pelajar dari PAUD hingga SMA

Per 21 Februari 2025, jumlah peserta didik untuk Semester 2024/2025 Genap terpantau sekitar 51 juta siswa dengan dominasi peserta didik dari kalangan Sekolah Dasar (SD) dengan jumlah lebih dari 20 juta siswa.

2. Balita atau anak usia di bawah lima tahun

Jumlah anak usia dini (0-6 tahun) di Indonesia pada 2023 diperkirakan mencapai 30,2 juta jiwa, yang sekitar 10,91% dari total penduduk Indonesia.

Jumlah ini menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang cenderung lebih tinggi.

3. Ibu hamil

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengungkapkan bahwa rata-rata ibu hamil di Indonesia sebanyak 4,8 juta orang setiap tahunnya.

Data dari Ditjen Kesehatan Masyarakat dan Kementerian Kesehatan RI 2023 menunjukkan bahwa beberapa provinsi dengan jumlah ibu hamil terbanyak di Indonesia, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Banten.

4. Ibu Menyusui

Berdasarkan data Riskesdas 2021, sekitar 52,5% ibu menyusui di Indonesia atau setengah dari 2,3 juta bayi berusia di bawah enam bulan yang mendapatkan ASI eksklusif di Indonesia.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |