Jakarta, CNBC Indonesia - Target pertumbuhan ekonomi 8% yang ditargetkan Pemerintah cukup ambisius dalam menuju Indonesia Emas 2045. Terlebih dalam beberapa tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak pernah menembus angka 8%.
Bank Dunia mencatat lima kali pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di level 8% atau lebih hanya terjadi selama Soeharto menjabat. Bahkan, laju ekonomi tertinggi sepanjang sejarah Indonesia tercipta di era Soeharto, yakni mencapai 10,9% pada 1968 lalu.
Melihat hal tersebut, tentunya Pemerintah perlu kerja keras dalam mendorong pertumbuhan ekonomi ke depan. Dibutuhkan sinergi lintas sektor dengan pendekatan terpadu dalam meningkatkan investasi, mempercepat industrialisasi, serta memperkuat daya saing nasional di tengah tantangan global, seperti perubahan iklim, disrupsi rantai pasok, dan dinamika geopolitik.
Pemerintah pun merancang berbagai kebijakan strategis. Termasuk reformasi struktural, efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), perbaikan iklim investasi, dan akselerasi transformasi digital guna menciptakan ekosistem bisnis yang lebih produktif dan inovatif.
Untuk mendukung upaya ini, CNBC Indonesia menggelar CNBC Indonesia Economic Outlook 2025. Mengusung tema "Riding the Wave of 8% Economic Expansion", acara ini menghadirkan para pemangku kepentingan utama guna membahas langkah konkret dalam implementasi kebijakan ekonomi makro yang pro-pertumbuhan.
Melalui tiga panel utama, acara ini akan mengeksplorasi strategi pembiayaan nasional, inovasi teknologi sebagai pendorong pertumbuhan, serta kolaborasi lintas sektor guna mempercepat pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 dapat disimak secara eksklusif dan live di CNBC Indonesia TV dan streaming di CNBC Indonesia. Acara ini turut didukung oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, MIND ID, PT Pos Indonesia (Persero), PT Multi Media Internasional Tbk, PT Essa Industries Tbk, PT Astra International Tbk, dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
Pantau terus cnbcindonesia.com dan CNBC Indonesia TV untuk update informasi seputar ekonomi dan bisnis.
(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Diskon Tarif Lisrik 50% Sebabkan Deflasi di Januari 2025
Next Article Jaga Kedaulatan, DPN APTI Titip 5 Hal Ini ke Pemerintah