Kronologi Eks Presiden Filipina Duterte Ditangkap, Dibawa ke Belanda

16 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan presiden Filipina Rodrigo Duterte ditangkap. Ia ditangkap saat mendarat di bandara internasional Manila setelah perjalanan singkat ke Hong Kong.

Dirinya rencananya akan dibawa ke penjara di Den Hag, Belanda dan akan diadili. Ya, bukan di dalam negeri, Duterte menjadi buruan Mahkamah Kriminal Internasional (ICC).

Lalu, bagaimana kronologi ini terjadi dan apa penyebabnya?

Mengutip AFP, Rabu (12/3/2025), pria yang baru beberapa minggu merayakan ulang tahun ke-80 itu ditangkap atas tuduhan melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan selama perang narkoba yang mematikan selama bertahun-tahun yang merupakan kebijakan khasnya. Perlu diketahui, Duterte sendiri berkuasa dari 2016 hingga 2022.

Awalnya, pengadilan menyelidikinya sejak 15 Desember 2021. Penyelidikan sempat melalui proses jeda karena banding yang diajukan, namun mulai lagi di 2023.

ICC mengatakan langkahnya memerangi narkoba telah membunuh ribuan orang, di mana sebagian besar adalah orang miskin.

Sebenarnya jumlah korban tewas bervariasi, namun Jaksa ICC mengatakan kampanyenya melawan narkoba memakan korban 12.000-30.000 jiwa.

"Pembunuhan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan sehubungan dengan perang narkoba," tulis surat penangkapan ICC.

Duterte Dibawa ke Belanda

Duterte sendiri diperkirakan akan tiba di Belanda Rabu ini. Setelah mendarat, ia akan dibawa ke unit penahanan ICC di mana ia akan dipersiapkan untuk penampilan awal di hadapan hakim pengadilan.

Ia akan ditempatkan di Scheveningen. Penjara ini juga pernah digunakan untuk menahan orang-orang yang dicari oleh ICC termasuk bekas petinggi Yugoslavia seperti Slobodan Milosevic, Radovan Karadzic, dan Ratko Mladic.

"Dalam memenuhi mandatnya, Panitera ICC berupaya untuk memastikan kesejahteraan mental, fisik, dan spiritual dari orang-orang yang ditahan dalam sistem penahanan yang efisien, dengan mempertimbangkan keberagaman budaya dan perkembangan mereka sebagai individu," kata ICC di situs webnya.

Semua tahanan memiliki sel-sel individual yang dilengkapi dengan komputer. Namun ia tidak memiliki akses ke internet, untuk memungkinkan mereka mengerjakan kasus mereka.

Sel-sel tersebut juga memiliki tempat tidur, meja, rak, lemari, toilet, wastafel, televisi, dan interkom untuk berbicara dengan penjaga saat sel terkunci. Mereka juga dapat menggunakan area latihan luar ruangan dan mengambil bagian dalam kegiatan olahraga dan rekreasi.

Tiga kali makan sehari disediakan. Para tahanan dapat menerima kunjungan keluarga atau suami-istri "beberapa kali setahun" dan jika mereka dinyatakan miskin, pengadilan akan menanggung biaya kunjungan tersebut "sejauh yang dimungkinkan".

Duterte sendiri kemungkinan akan menghadapi sidang praperadilan terlebih dahulu. Sidang ini bertujuan untuk memverifikasi identitas tersangka dan memberi tahu orang yang ditangkap tentang kejahatan yang dituduhkan kepadanya.

Para tahanan diberi tahu tentang hak-hak mereka berdasarkan perjanjian pendirian ICC, Statuta Roma, termasuk hak untuk mengajukan pembebasan sementara. Hakim praperadilan kemudian akan menetapkan tanggal untuk mengadakan sidang konfirmasi dakwaan.

Respons Pemerintah Filipina

Pemerintah Duterte sebelumnya menolak bekerja sama dengan penyelidikan ICC. Kala itu, Filipina mengatakan bahwa penyelidikan tersebut tidak memiliki yurisdiksi dan melanggar kedaulatan negara.

Ketika berkuasa, Duterte sendiri telah menginstruksikan pemerintahnya untuk menarik diri dari perjanjian pendirian ICC. Ini kemudian dilanjutkan presiden saat ini Ferdinand Marcos setelah ia terpilih pada tahun 2022, dengan putri Duterte, Sara, sebagai calon wakil presidennya.

Namun sikap Marcos berubah secara halus saat aliansi antara kedua keluarga yang berkuasa itu pecah. Ia mengatakan Manila akan mematuhi, sesuai kewajibannya sebagai anggota Interpol, jika ICC meminta bantuan Interpol untuk menangkap Duterte.

Pernyataan Duterte

Meski ditangkap Selasa, Duterte sempat memberi pernyataan Minggu, soal kasusnya dengan ICC. Dalam sebuah rapat di Hong Kong, ia mengatakan tindakannya selama perang narkoba dimaksudkan "untuk memberikan kedamaian dan ketenangan" bagi warga Filipina dan semua yang dilakukannya adalah "untuk negara saya".

Ia juga mengatakan akan menerima jika ditangkap. Namun, Duterte dengan cepat menentang legalitas penahanannya dalam sebuah klip yang diunggah ke media sosial setelah penangkapannya pada hari Selasa.

"Apa hukumnya dan apa kejahatan yang saya lakukan? Buktikan kepada saya sekarang dasar hukum keberadaan saya di sini," katanya.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Trump Sanksi ICC Karena Tangkap Netanyahu

Next Article Eks Presiden Tetangga RI Bayar Polisi Khusus Bunuh Tersangka Narkoba

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |