Jurus BP Tangguh Mitigasi Risiko Operasikan Kapal LNG

1 day ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Inggris, British Petroleum (BP) khususnya BP Tangguh membeberkan mitigasi risiko yang dilakukan oleh perusahaan yakni dengan mengoperasikan kapal Liquefied Natural Gas (LNG). Di Indonesia BP menjadi salah satu perusahaan yang memproduksi hingga 60% LNG dalam negeri.

Tangguh LNG Shipping Operation Manager BP, Itsar Hartadi mengatakan pihaknya hingga saat ini terhitung memproduksi sebanyak 180 kargo LNG untuk ekspor dan domestik.

"Kemudian kondensat itu ada sekitar 40-an ya, 30-40 kargo per tahun. Jadi cukup masif," katanya dalam acara HSSE Talkshow 'Driving Terminal and Marine Operation Excellence through Proactive Safety Assurance', di JICC, Selasa (27/5/2025).

Pada 2025, lanjut Itsar, BP Tangguh menargetkan pengiriman 180 kargo liquefied natural gas (LNG) untuk dalam negeri dan ekspor ke berbagai negara. Selain itu pihaknya juga menghasilkan kondensat minyak mentah sekitar 40 kargo per tahun.

Adapun, pihaknya juga mengoperasikan hingga 44 kapal berbagai jenis seperti marine vessel, crew boat, hingga tugboat khususnya di Tangguh.

"Cuman mungkin secara cost di Tangguh itu mungkin paling besar. Karena satu kapal LNG kita itu mungkin spending-nya bisa berkali-kali lipat dibandingkan kapal offshore ya," imbuhnya.

Itsar menambahkan, BP Tangguh menjalankan bisnis migas secara keseluruhan dari upstream sampai ke downstream secara terintegrasi sampai ke end user.

"Jadi role kita di Tangguh kebetulan mengapalkan kargo yang diproduksi oleh kita sampai ke end customer, jadi kontrol kita sampai ke end customer," tandasnya.

Gunakan perangkat lunak teknologi tinggi

BP Tangguh juga memasang Timezero Radar ke dalam sistem kontrol kapal untuk mengantisipasi tabrakan kapal dengan fasilitas migas di laut. Itsal menyebutkan, Timezero radar ini dapat menghitung titik pendekatan terdekat/closing point approach (CPA) dan waktu ke titik pendekatan terdekat/time closing point approach (TCPA).

"Tahun ini kita baru install Timezero radar yang bisa menghitung CPA dan TCPA, jadi kapan waktu dia tubrukan ataupun jarak dia akan bertabrakan dengan platform-platform kita," kata Itsar.

Itsar mengungkapkan, pemasangan Timezero radar ini dilakukan karena adanya kapal tongkang yang menabrak platform pada tahun lalu. Timezero radar ini diharapkan tidak terjadi kejadian yang sama.

"Itu ada kejadian platform yang kebetulan terserempet oleh tongkang. Itu menjadi trigger buat kita bagaimana kita memitigasi ke depannya," ujarnya.

Sejak kejadian itu, BP melakukan assessment untuk pemasangan Timezone radar ke dalam sistem kontrol kapal setelah mendapat persetujuan dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

"Atas support dari teman-teman di SKK Migas, akhirnya kita memasang marine traffic control system radar timezero. Saat ini sebenarnya masih temporary, ke depan diharapkan kita punya onshore radar yang bisa memonitoring lebih jauh lagi," jelas Itsar.


(rah/rah)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Indonesia Maritime Week 2025 Dorong Investasi & Konektivitas

Next Article Video: Indonesia Maritime Week 2025 Dorong Investasi & Konektivitas

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |