Jepang Jadi Tempat "Pelarian" Investasi, Sampai Kapan?

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Jepang mencatat tonggak sejarah baru pada April lalu dengan mencetak kinerja luar biasa.

Data terbaru menunjukkan bahwa saham dan obligasi jangka panjang Jepang mampu menarik dana asing senilai JPY 8,21 triliun atau sekitar US$ 56,6 miliar (Rp 931.636 miliar) pada April, angka tertinggi sejak 1996.

Pembelian besar-besaran ini membuat imbal hasil surat utang tenor 10 tahun turun tajam dari 1,55% pada 28 Maret 2025 menjadi 1,1% pada 7 April 2025.

Lonjakan investasi ini terjadi di tengah meningkatnya ketidakpastian global yang dipicu oleh kebijakan tarif kontroversial Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Pada 2 April 2025, Trump mengumumkan kebijakan perdagangan bertajuk "Liberation Day" yang langsung mengguncang pasar global. Ketidakpastian tersebut memicu kekhawatiran investor terhadap ekonomi AS dan mendorong arus modal keluar dari Negeri Paman Sam menuju pasar yang dianggap lebih stabil, salah satunya Jepang.

Pasar Jepang Jadi Pelabuhan Aman

Analis menilai Jepang menjadi tujuan utama aliran dana karena dianggap sebagai "safe haven" di tengah gejolak geopolitik. Stabilitas ekonomi dan politik Jepang, didukung oleh reformasi tata kelola perusahaan, menjadi daya tarik tersendiri.

Pemerintah Jepang sebelumnya mendorong perusahaan dengan valuasi rendah terutama yang memiliki rasio harga terhadap nilai buku (P/B ratio) di bawah 1 untuk memperbaiki kinerja mereka melalui pendekatan "comply or explain".

Langkah ini dinilai meningkatkan kepercayaan investor global terhadap potensi pertumbuhan perusahaan-perusahaan Jepang.

Rincian Arus Masuk

Dari total investasi asing tersebut, sekitar JPY3,67 triliun dialirkan ke pasar saham Jepang. Sementara itu, pembelian obligasi jangka panjang mencapai JPY4,54 triliun, mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah. Kenaikan imbal hasil obligasi AS setelah kebijakan tarif diumumkan justru membuat obligasi Jepang yang lebih stabil terlihat lebih menarik bagi investor yang menghindari risiko.

Apakah Tren Ini Akan Bertahan?

Kendati angka-angka tersebut menunjukkan kepercayaan besar terhadap ekonomi Jepang, sejumlah analis memperingatkan bahwa kondisi ini bisa bersifat sementara. Apabila ketegangan dagang global mereda dan stabilitas kembali ke pasar Amerika, arus modal bisa saja berbalik arah. Perubahan dalam kebijakan moneter atau fiskal di AS juga dapat memicu pergeseran kembali ke aset berisiko tinggi.

Meski begitu, Jepang diperkirakan akan tetap menjadi tujuan investasi yang menarik, terutama bagi investor jangka menengah hingga panjang yang mencari kestabilan dan prospek reformasi struktural.

Rekor arus masuk investasi ke Jepang pada April 2025 mencerminkan kombinasi antara ketidakpastian global dan daya tarik struktural domestik. Meski saat ini Jepang memegang peran sebagai pelabuhan aman bagi modal global, keberlanjutan tren ini akan sangat bergantung pada perkembangan geopolitik internasional dan kelanjutan reformasi internal.

Bagi investor, penting untuk membedakan antara "flight to safety" jangka pendek dan transformasi pasar yang berkelanjutan. Jepang saat ini berada di persimpangan keduanya dan masa depan akan menunjukkan ke arah mana arus tersebut akan mengalir.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |