Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham siap berpesta penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) di sepanjang pekan ini. Terpantau delapan emiten yang melakukan IPO akan melantai di bursa pada pekan ini.
Beberapa saham pun terpantau melakukan perubahan pada tanggal penawaran umum menjadi lebih lama, sehingga seolah memberikan kesempatan lebih lama bagi para investor untuk membeli saham IPO mereka.
CNBC Indonesia Research telah mencatat harga penawaran umum yang telah rilis dan perubahan jadwal IPO dari delapan emiten.
Terpantau dua emiten sebelumnya PT Asia Pramulia Tbk (ASPR) dan PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT) telah melakukan pembagian jatah saham IPO kepada para investor.
Berdasarkan informasi yang CNBC Indonesia Research dapatkan, penjatahan IPO ASPR jauh lebih besar dibandingkan IPO PSAT. Hal ini memungkinan pergerakan saham ASPR pada perdagangan hari pertama listing terpantau kurang baik bagi investor karena banjirnya penjatahan.
Berbeda dengan PSAT yang penjatahannya untuk retail untuk transaksi Rp100 juta hanya 1 hingga 2 lot, hal ini mencerminkan IPO PSAT oversubscribed, meskipun belum diketahui berapa banyak oversubscribed pada IPO PSAT. Tapi hal ini bisa mencerminkan pergerakan saham PSAT pada hari perdagangan listing dapat bergerak di zona positif.
Sementara itu pada hari ini Senin (7/7/2025), IPO PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) dan PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) mulai membagikan penjatahan saham kepada para investor.
Menariknya kedua saham favorite para investor ini mencatatkan oversubscribed puluhan hingga ratusan kali.
Antusiasme pasar di saham IPO CDIA ini sudah sangat tinggi sejak dibuka periode penawaran umum pada Rabu (2/7/2025). Adapun sampai Jumat (4/7/2025) sudah terjadi kelebihan permintaan atau oversubscribed sampai lebih dari 400 kali untuk jumlah lembar saham baru yang ditawarkan sebanyak 12.482.937.500 lembar.
Dana yang masuk sudah lebih dari Rp30 triliun, padahal dana yang diincar CDIA ini maksimal hanya kisaran Rp2,37 triliun saja.
Sebagai perbandingan, dua saham Prajogo Pangestu yang lain yaitu PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) dan PT Barito Renewable Energy Tbk (BREN) waktu IPO tidak mencatat oversubscribed sebanyak CDIA. CUAN mencatat oversubscribed 48,85 kali, sementara BREN 135 kali. Bisa dibilang permintaan CDIA menjadi salah satu yang terbanyak di bursa pada tahun ini.
Kelebihan permintaan kemungkinan besar akan bertambah lagi mengingat proses penawaran umum IPO dari entitas Grup Barito Pacific milik Prajogo Pangestu masih berlangsung sampai 7 Juli 2025.
Pada mulanya CDIA mematok tanggal penawaran umum pada 2-4 Juli 2025, tetapi kemudian mengubah masa penawaran menjadi 2-7 Juli 2025.
Periode penawaran umum yang diperpanjang ini menunjukkan tingginya antusiasme pasar terhadap saham tersebut. Banyak investor ritel maupun institusi yang melirik peluang cuan dari emiten ini, terutama karena prospek bisnisnya yang dianggap menjanjikan.
Diketahui, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) adalah anak usaha tidak langsung dari PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), yang sebelumnya dikenal sebagai PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.
TPIA adalah perusahaan induk yang bergerak di bidang petrokimia terbesar di Indonesia. CDIA didirikan untuk mengelola dan mengembangkan unit-unit usaha infrastruktur pendukung industri petrokimia dan energi dari TPIA.
CDIA memiliki peran penting bagi TPIA. CDIA dibentuk sebagai kendaraan strategis untuk menyediakan jasa logistik, transportasi laut, dan terminal penyimpanan, mengelola infrastruktur energi dan utilitas, seperti listrik dan air industri, yang akan mendukung mega proyek CAP2 (Complex Expansion Project) dari TPIA, dan meningkatkan efisiensi dan integrasi rantai pasok TPIA.
Selain itu, IPO PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) sejak dibuka pada penawaran umum Rabu (2/7/2025), mencatatkan minat yang tinggi pada para pelaku pasar.
IPO COIN sudah mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubscribed lebih dari 70 kali dengan total pemesanan lebih dari 100 ribu calon investor berdasarkan informasi yang CNBC Indonesia Research dapatkan.
IPO COIN menjadi satu-satunya Bursa Berjangka dan Bursa Aset Kripto di Indonesia yang akhirnya go public. Jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 22.058.824 lot, dengan persenan total saham sebanyak 15%. Potensi dana IPO sebesar Rp220,6 miliar-Rp231,6 miliar dan potensi market cap setara dengan Rp1,47 triliun-Rp1,54 triliun.
Berdasarkan prospektus IPO terdapat satu nama yang tidak asing sebagai salah satu pemilik manfaat akhir, yakni Andrew Hidayat, bersama dengan Jeth Soetoyo CEO PT Pintu Kemana Saja, Budi Mardiono (BM), dan Aaron Ang Nio.
Andrew Hidayat disebut sebagai pemilik manfaat akhir dari PT Megah Perkasa Investindo (MPI), pemegang saham pengendali COIN.
MPI merupakan anak usaha yang 99,99% sahamnya dimiliki oleh PT MMS Group Indonesia (MMSGI). Nama Andrew Hidayat tercatat menggenggam saham MMSGI sebanyak 55%.
Kabar kurang baiknya, sebelumnya Andrew Hidayat pernah terjerat kasus suap kader PDIP.
PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) didirikan pada 2022. Perseroan merupakan perusahaan holding yang melakukan investasi pada perusahaan anak yang bergerak dalam bidang bursa berjangka dan bursa aset kripto, yaitu PT Central Finansial X (CFX) dan jasa Kustodian Aset Kripto, yaitu PT Kustodian Koin Indonesia (ICC).
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)