2 hours ago
2
Susi Setiawati, CNBC Indonesia
29 December 2025 09:15
Jakarta, CNBC Indonesia - Meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah berada di level tinggi dan sisa perdagangan aktif di 2025 tinggal dua hari lagi, masih ada sejumlah saham yang dinilai menarik dan berpeluang menguat.
Namun secara umum, pergerakan pasar menjelang tutup tahun cenderung lebih terbatas karena minimnya katalis baru.
Mulai dari IHSG dulu, pada perdagangan Senin hari ini (29/12/2025) diperkirakan bergerak mixed.
Tekanan secara teknikal masih terasa setelah indeks menembus ke bawah area gap, sementara sentimen pasar relatif sepi menjelang pergantian tahun. Kondisi ini membuat pelaku pasar cenderung lebih berhati hati dalam mengambil posisi.
Sebelumnya, pada perdagangan Rabu pekan lalu (24/12/2025), IHSG ditutup melemah 0,55 persen atau turun 46,87 poin ke level 8.537,91. Pelemahan tersebut terjadi setelah IHSG menutup gap di area 8.554 dan kemudian bergerak turun lebih lanjut, yang mencerminkan masih adanya tekanan jual di sisa akhir tahun.
Secara teknikal, gap di area 8.554 telah tertutup dan bahkan ditembus ke bawah. Situasi ini membuka peluang IHSG bergerak cenderung bearish dalam jangka pendek.
Meski demikian, pada fase awal penembusan biasanya masih terdapat peluang retest, di mana indeks mencoba menguji kembali area yang sebelumnya ditembus.
Dengan demikian, pergerakan IHSG hari ini berpotensi bergerak mixed untuk menguji apakah indeks mampu kembali masuk ke area gap tersebut atau justru melanjutkan pelemahan.
Jika penguatan berhasil membawa IHSG kembali ke area gap, maka pada dua hari terakhir perdagangan tahun 2025 masih terbuka peluang bagi indeks untuk mencetak rekor tertinggi baru di awal 2026.
Meski pergerakan IHSG diperkirakan masih mixed dalam jangka pendek, kondisi ini justru membuka ruang seleksi saham yang lebih menarik.
Saat indeks bergerak mendatar atau terkoreksi terbatas, perhatian pelaku pasar biasanya mulai bergeser dari pergerakan indeks ke saham-saham individual yang memiliki cerita dan fundamental lebih kuat.
Setidaknya ada tiga emiten yang kami lihat menarik, berikut ulasan-nya:
BMRI
Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terpantau masih bergerak sideways, tetapi masih bertahan di atas MA20 daily, menunjukkan adanya akumulasi yang berlanjut setelah berhasil breakout ke atas 5000.
Area 4.800 hingga 5.000 masih menjadi zona akumulasi yang relatif menarik, khususnya bagi investor yang mengincar posisi bertahap. Meski demikian, investor tetap perlu mewaspadai potensi koreksi setelah ex date dividen yang berlangsung pada awal tahun depan, mengingat tekanan teknikal kerap muncul seiring pelepasan hak dividen.
Meski begitu, fase menjelang cum date dividen biasanya menghadirkan daya tarik tersendiri. Permintaan saham cenderung meningkat karena investor memburu hak dividen, sehingga harga memiliki peluang untuk tetap bertahan atau bahkan menguat secara terbatas.
BUMI
Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dari awal tahun memang sudah naik kencang, tetapi akhir-akhir ini mulai kelihatan ada koreksi.
Kami menilai koreksi ini malah akan menjadi peluang menarik untuk tambah beli, mengingat tren harga masih naik.
Area support sekitar 350 menjadi level yang layak diperhatikan sebagai zona buy, karena di level tersebut tekanan jual berpotensi mereda dan pembeli kembali masuk. Namun sebaliknya, jika harga turun di bawah support tersebut, risiko pembalikan ke support yang lebih dalam menjadi lebih terbuka dan perlu diwaspadai.
Secara sentimen, baru-baru ini BUMI berhasil menyelesaikan akuisisi mayoritas saham Jubilee Metals Limited, yang mencerminkan langkah BUMI untuk memperluas jejak bisnisnya di luar produksi batubara murni.
ANTM
Terakhir, ada saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang kami lihat cukup menarik untuk diakumulasi, meskipun dalam beberapa sudah terpantau naik.
Kami melihat ada potensi golden cross terbentuk dari garis MA20 dan MA50 dalam timeframe harian. Diikuti dengan volume yang masih cukup tinggi, ada peluang saham ANTM bergerak menuju resistance terdekat di 3400-an. Jika ini tertembus, potensi melaju lebih kencang semakin terbuka. Namun, tetap waspadai jika harga terkoreksi ke bawah 3000.
Sejauh ini dari segi sentimen, ANTM sangat terbantu oleh pergerakan harga emas dunia yang moncer, bahkan baru-baru ini menembus rekor tertinggi sepanjang masa ke atas US$ 4500 per troy ons.
Pada tahun ini, ANTM juga mencetak profitabilitas yang moncer dengan laba bersih sampai September lalu mencapai Rp6,61 triliun, melejit 197% secara tahunan (yoy). Dengan laba ciamik ini, kami nilai pada tahun depan harus-nya ANTM akan membagikan dividen yang cukup atraktif juga.
Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)
