IHSG Masih Dibayangi Awan Gelap, Saham Ini Berpotensi Menguat

2 weeks ago 15

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor Tanah Air lagi-lagi harus dibuat kecewa usai penurunan tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Kaburnya investor asing usai peresmian Danantara mendorong perdagangan saham Tanah Air menjadi kurang bergairah. Akan tetapi beberapa saham masih terpantau menarik jelang dirilisnya kinerja keuangan tahun buku 2024.

Pada perdagangan kemarin Selasa (25/2/2025), IHSG anjlok 2,41% di level 6.587,09. Penurunan tersebut membuat IHSG harus meninggalkan level psikologis 6.700 dan menjadi kejatuhan IHSG paling dalam di sepanjang 2025.

Investor maupun trader dapat memanfaatkan koreksi dalam ini sebagai kesempatan untuk mengoleksi saham-saham bagus sembari menanti rilisnya kinerja keuangan tahun buku 2024 untuk beberapa emiten yang diprediksi akan rilis paling lambat pada Maret 2025.

CNBC Indonesia Research telah menganalisa tiga saham yang memiliki prospek cukup baik di tengah gejolak pasar saham.

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)

PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) atau dikenal dengan Lonsum, bergerak dalam industri perkebunan kelapa sawit dan karet. Seperti kita ketahui bahwa harga minyak kelapa sawit pada kuartal IV 2024 mengalami lonjakan hingga 18%. Kenaikan harga minyak kelapa sawit tentunya akan berpengaruh terhadap margin hingga penjualan produsen minyak kelapa sawit.

Diprediksi emiten-emiten sawit akan merilis kinerja keuangannya pada Maret 2025. Sehingga diprediksi emiten-emiten sawit akan mencatatkan kenaikan penjualan pada periode kuartal IV 2024.

Dari posisis charting, harga saham LSIP kini tengah berada di area support kuat Rp960 per lembar saham. Resistance terdekat saham LSIP berada di area Rp1.060 per lembar saham. Dan resistance lebih jauh di level Rp1.200 per lembar saham. Sementara untuk next support berada di level Rp930 per lembar saham.

PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA)

Saham milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) yang bergerak dalam bisnis usaha pengolahan dan manufaktur petrokimia, masih menjadi perhatian investor maupun trader.

Hal yang menjadi perhatian investor maupun trader adalah rencana anak usaha TPIA yang akan melakukan Initial Public Offering (IPO) yakni PT Chandra Daya Investasi (CDI).

Namun, diketahui dalam keterbukaan informasi terbaru pada Jumat (21/2/2025), General Manager of Legal & Corporate Secretary Chandra Asri Pacific, Erri Dewi Riani mengatakan hingga saat ini belum dapat dipastikan kapan IPO atas PT CDI akan dilaksanakan. Perseroan tentu saja akan tetap mengikuti dan mematuhi ketentuan dari peraturan Pasar Modal yang berlaku dalam setiap aksi korporasi.

Secara secondary trend, posisi charting saham TPIA sedang berada di jalur uptrend. Posisi resistance terdekat saham TPIA berada di level Rp9.000 per lembar saham. Sementara untuk support terdekat berada di level Rp7.500 per lembar saham.

PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH)

Salah satu emiten agensi iklan, PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH) kini tengah menjadi buruan para trader, lantaran saham di sepanjang 2025 saham DOOH telah melesat hingga 106%.

Meskipun belum ada kabar burung apapun mengenai saham DOOH, akan tetapi posisi charting saham DOOH masih memberi peluang sinyal untuk kembali menyentuh level resistance Rp150 per lembar saham. Sementara, untuk posisi support terdekat saham DOOH berada di area Rp108 per lembar saham.


Sanggahan: Artikel analisa saham ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |