Harga Minyak Melejit Pekan Ini, Trump Effect Masih Membayangi

2 days ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia mencatatkan kenaikan signifikan dalam sepekan terakhir, didorong oleh ketatnya pasokan global serta kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) yang memicu ketidakpastian pasar.

Harga minyak Brent pekan ini ditutup di level US$74,13 per barel, naik 2,96% dari pekan lalu (US$72,16). Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) mengakhiri perdagangan di level US$70,03 per barel, menguat 2,57% dari pekan sebelumnya (US$68,28).

Salah satu pemicu utama reli harga minyak adalah kebijakan tarif terbaru Presiden AS Donald Trump. Washington mengumumkan tarif 25% terhadap impor mobil dan truk ringan, serta menargetkan negara-negara yang membeli minyak mentah dari Venezuela dan Iran. Langkah ini meningkatkan ketidakpastian perdagangan dan berpotensi menghambat arus pasokan global.

"Kekhawatiran terbesar bagi minyak saat ini adalah tarif, yang dapat memperlambat permintaan global," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.

Selain itu, sanksi AS terhadap Iran semakin memperketat pasokan, dengan beberapa negara pengimpor minyak Iran mulai mengurangi pembelian mereka. Di sisi lain, keputusan Reliance Industries India untuk menghentikan impor minyak Venezuela juga memperkuat persepsi pasar bahwa pasokan akan semakin menurun.

Dukungan tambahan bagi harga minyak datang dari laporan stok minyak mentah AS. Data terbaru menunjukkan penurunan cadangan sebesar 3,3 juta barel dalam sepekan terakhir, jauh lebih besar dari perkiraan yang hanya 956.000 barel. Ini menunjukkan permintaan yang tetap kuat, meskipun ada tekanan dari kebijakan perdagangan.

Kendati harga minyak mencatatkan kenaikan signifikan, volatilitas pasar diperkirakan masih tinggi. OPEC+ tetap pada rencana peningkatan produksi untuk bulan Mei, tetapi ada spekulasi bahwa beberapa anggota akan diminta mengurangi output guna menjaga keseimbangan pasar.

Sementara itu, perundingan antara AS, Rusia, dan Ukraina terkait gencatan senjata di sektor energi juga akan menjadi faktor penentu pergerakan harga ke depan. Jika kesepakatan berhasil, potensi pasokan minyak Rusia yang lebih besar ke pasar bisa menekan harga.

Namun, dengan ketidakpastian tarif dan sanksi yang masih berlangsung, harga minyak berpotensi tetap bertahan di level tinggi dalam beberapa pekan mendatang.

CNBC Indonesia Research

(emb/emb)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |