Dunia di Persimpangan Kritis, Begini Posisi Indonesia

1 day ago 8

Jakarta, CNBC Indonesia — Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arah baru diplomasi Indonesia, bukan lagi sekadar merespons situasi dunia, tetapi akan memanfaatkan dinamika global sebagai landasan pembangunan nasional.

"Indonesia tidak akan hanya menjadi penonton dalam dinamika global. Indonesia akan menjadi pelaku penting dalam memanfaatkan ruang interaksi global untuk mendukung pembangunan nasional," kata Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arrmanatha Nasir dalam panel diskusi The Yudhoyono Institute dengan tema Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan dan Ekonomi Global di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (13/4/2025).

Pandangan ini muncul di tengah situasi geopolitik dunia yang menurut Arrmanatha sedang berada di persimpangan kritis. Ia menyebut dunia saat ini bergejolak dan penuh ketidakpastian, dengan empat tantangan utama seperti konflik bersenjata yang tak terkendali, kesenjangan yang melebar, krisis iklim yang memburuk, serta perkembangan teknologi yang tidak terkendali.

Arrmanatha menjelaskan bahwa ancaman terhadap stabilitas dunia kini tak hanya berasal dari senjata dan perang. "Konfrontasi geopolitik, stagnasi ekonomi, resesi, inflasi, pengangguran, hingga krisis air dan pangan menjadi bagian dari ancaman global yang nyata," sambungnya.

Kondisi ini menuntut respons yang strategis dan aktif. Pemerintahan di bawah Presiden Prabowo, lanjutnya, memahami bahwa keamanan kini bersifat multidimensi, melintasi isu-isu lingkungan, teknologi, hingga sosial. Oleh karena itu, diplomasi Indonesia dalam lima tahun ke depan akan diarahkan untuk memperkuat posisi Indonesia di tengah ketegangan global, bukan mundur ke belakang.

Di tataran global, Indonesia tetap konsisten mendukung rule-based international order dan menolak pendekatan kekuasaan. "Indonesia akan terus menjunjung tinggi Piagam PBB dan prinsip-prinsip hukum internasional. Kita menolak tatanan internasional yang hanya menguntungkan negara kuat dan mengabaikan negara berkembang," ucap dia.

Ia juga menyoroti kegagalan institusi multilateral seperti yang pernah terjadi pada Liga Bangsa-Bangsa sebelum Perang Dunia II.

"Banyak yang khawatir, dunia saat ini sedang menuju slippery slope ke momen kegagalan tatanan global. Kita tidak ingin PBB mengalami nasib yang sama," katanya.

Karena itu, pemerintahan Prabowo akan mendorong reformasi tatanan global, termasuk lembaga-lembaga seperti PBB, IMF, dan WTO. Menurutnya, struktur global saat ini belum mencerminkan keseimbangan kekuatan dan realitas baru dunia multipolar.

"Upaya pemerintah Indonesia melalui diplomasi selalu akan berpijak kepada kepentingan nasional. Di tengah dunia yang terfragmentasi, Indonesia tetap berbuka pada kerjasama yang mendukung prinsip kesetaraan dan saling menghormati. Di kawasan Asean, Indonesia terus mengedepankan prinsip bertetangga yang baik," pungkasnya.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Simak! Sederet Agenda Presiden Prabowo Saat Lawatan Ke Turki

Next Article Trump Bikin Bos BI Cemas! Ekonomi Dunia 2025-2026 Bisa Redup

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |