2 hours ago
2
Gelson Kurniawan, CNBC Indonesia
30 December 2025 10:10
Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2025 menjadi periode yang penuh dinamika bagi pasar modal Indonesia. Di tengah pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung moderat merespons sentimen ekonomi global, perhatian pelaku pasar justru tersedot ke saham-saham small dan mid caps.
Berbeda dengan saham berkapitalisasi pasar besar (big caps) yang bergerak stabil, deretan saham lapis bawah ini justru mencatatkan performa luar biasa.
Fenomena multibagger istilah untuk saham yang harganya naik berkali-kali lipat-kembali meramaikan lantai bursa, dengan imbal hasil (return) yang mencapai ribuan hingga belasan ribu persen didorong juga dengan investor ritel yang kian marak.
Berdasarkan rekapitulasi data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga penutupan tahun, PT Agro Bahari Nusantara Tbk (UDNG) mengukuhkan posisinya sebagai saham dengan kenaikan tertinggi tahun ini.
Anomali UDNG: Kenaikan 11.000% dan Miliarder Baru
Kinerja saham UDNG tahun ini dapat dikatakan sebagai sebuah anomali pasar. Secara kumulatif YTD, harga saham ini tercatat melesat hingga 11.161%. Kenaikan ekstrim ini jauh melampaui rata-rata pertumbuhan instrumen investasi manapun di pasar domestik tahun ini.
Untuk memvisualisasikan besarnya potensi keuntungan tersebut, Tim Riset CNBC Indonesia menyusun simulasi investasi sederhana. Asumsinya, seorang investor menempatkan dana dingin sebesar Rp 10.000.000 pada awal tahun 2025 dan menahannya hingga saat ini tanpa melakukan trading jangka pendek.
Hasilnya cukup mencengangkan. Modal Rp 10 juta yang ditempatkan pada saham UDNG tersebut kini telah bervaluasi menjadi Rp 1.126.100.000. Keuntungan ini mengubah modal skala ritel menjadi aset miliaran rupiah hanya dalam kurun waktu 12 bulan.
10 Saham Pencetak Cuan Tertinggi 2025
Tidak hanya UDNG, pasar saham 2025 juga diwarnai oleh lonjakan harga pada emiten sektor transportasi, teknologi, hingga pariwisata. Berikut adalah daftar lengkap 10 saham dengan persentase kenaikan tertinggi beserta simulasi nilai aset akhirnya:
Sektor Energi dan Teknologi Masih Primadona
Jika membedah komposisi sektoral, sektor transportasi masih menunjukkan kinerjanya. PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) berada di posisi kedua dengan kenaikan 4.821%. Hal ini didorong dengan adanya aksi akuisisi kapal pipe-laying dan lifting vessel.
Di sisi lain, kehadiran PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) yang naik 2.685% sejak IPO memberikan sinyal menarik. Pasar saham mulai merespons positif emiten yang memiliki eksposur terhadap ekosistem aset digital dan teknologi blockchain, sejalan dengan tren adopsi teknologi finansial global.
Sektor riil lainnya seperti pariwisata (BUVA) dan infrastruktur telekomunikasi (MORA) juga mencatatkan kinerja solid dengan kenaikan di atas 2.000%.
Waspada Volatilitas dan Risiko Likuiditas
Kendati angka-angka keuntungan di atas terlihat sangat menggiurkan, Bursa Efek Indonesia (BEI) senantiasa mengingatkan investor mengenai prinsip High Risk, High Return. Saham dengan lonjakan harga yang cepat dan ekstrem biasanya memiliki tingkat volatilitas yang sangat tinggi.
Investor perlu mewaspadai risiko likuiditas, di mana volume perdagangan bisa mendadak menipis sehingga investor kesulitan merealisasikan keuntungannya. Selain itu, beberapa saham dalam daftar top gainers kerap masuk dalam radar pengawasan bursa atau Unusual Market Activity (UMA) karena pergerakan harganya dinilai di luar kebiasaan.
Oleh karena itu, para pelaku pasar disarankan untuk tetap mengedepankan kesadaran pribadi dalam membeli suatu aset serta pemahaman yang mendalam dikombinasikan dengan manajemen risiko yang ketat.
Kinerja historis yang fantastis di tahun 2025 bukanlah jaminan bahwa tren serupa akan berulang di masa mendatang pada emiten yang sama.
-
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(gls/gls)
