Begini Cara Tentukan Kapan Take Profit dan Stop Loss Investasi Saham

2 weeks ago 11

Jakarta, CNBC Indonesia - Setiap berinvestasi maupun trading tentu para investor maupun trader selalu memiliki rencana kapan untuk waktunya melakukan aksi ambil untung atau taking profit maupun berhenti memiliki saham dengan memangkas kerugian tersebut alias stop loss.

Take profit dan stop loss adalah hal yang sangat penting bagi investor maupun trader. Ketika suatu saham telah memberikan sinyal-sinyal maka investor maupun trader harus siap mengambil keputusan.

Tentu take profit adalah hal yang paling dinantikan para investor maupun trader karena aksi ini adalah aksi dalam mengambil keputusan kapan waktunya menjual saham dengan untung dengan target yang telah ditentukan.

Berbeda dengan stop loss, dimana seorang investor maupun trader harus mengambil keputusan untuk merugi di suatu saham. Terkadang investor maupun trader yang belum merelakan rugi di suatu saham, tidak melakukan stop loss dan berujung kerugiannya makin dalam.

Ada beberapa cara untuk menganalisa dan mengambil keputusan kapan waktunya take profit maupun stop loss.

Cara Menentukan Kapan Take Profit

Aksi take profit bisa diperuntukan untuk investasi jangka pendek atau daily trading maupun investasi jangka panjang.

Jika teman-teman investor merupakan investor jangka panjang maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat menentukan aksi taking profit.

1. Valuasi Saham

Para investor tentu harus menghitung valuasi suatu saham dengan cara menghitung Price Book Value (PBV) nya. Price to Book Value (PBV) adalah rasio yang membandingkan harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham suatu perusahaan. Nilai buku (book value) diperoleh dari selisih antara total aset perusahaan dengan total kewajibannya, dibagi dengan jumlah saham yang beredar.

Jika suatu saham yang telah dipegang investor sudah berada di harga wajarnya atau di PBV targetnya, maka hal ini bisa menjadi acuan para investor untuk mulai melakukan aksi taking profit.

2. Kinerja Keuangan

Setiap tiga bulan sekali perusahaan terbuka akan merilis kinerja keuangan kuartalan. Jika hasil kinerja keuangannya masih terus bertumbuh dari sisi pendapatan maupun laba bersih, maka investor masih dapat terus memegang saham tersebut, karena tentu saja harga saham akan masih dapat melaju sejalan dengan kinerja keuangannya yang baik.

Sebaliknya, jika emiten tersebut membukukan penurunan kinerja keuangan baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih, maka hal ini sudah menjadi sinyal untuk waktunya mulai melakukan aksi taking profit secara bertahap.

3. Siklus

Indonesia terkenal dengan saham-saham komoditasnya, tentu saham komoditas masuk dalam saham yang bersiklus. Jika siklus suatu komoditas sudah redup dan sudah mulai ditinggalkan, maka ini dapat menjadi pertanda bahwa harga jual komoditas tersebut akan turun, begitu juga dengan performa kinerja keuangan emiten komoditas tersebut yang akan ikut turun. Jika hal ini sudah terjadi, maka investor dapat mulai melakukan aksi taking profit dan memindahkan saham ke komoditas lain yang akan menyentuh siklus baru.

4. Target Harga

Setiap investor tentu memiliki target harga saham dengan hitungan masing-masing, baik secara Price Book Value (PBV) ataupun Price Earning Ratio (PER). Jika sudah tersentuh harga target saham yang ditentukan, ini bisa menjadi acuan untuk melakukan aksi taking profit.

Kemudian, jika teman-teman merupakan seorang trader dengan transaksi jangka pendek, maka cukup hanya melihat dari sisi charting dan dari trendnya.

Seperti contoh dibawah ini, merupakan saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di sektor komoditas emas. Ketika harga emas dunia sedang mencetak rekor tertinggi, maka saham-saham emas bisa menjadi pantauan.

Seorang trader hanya perlu melihat trend pasar dan menentukan area support dan resistance. Sebelumnya CNBC Indonesia Research sempat menggambarkan trend saham ANTM, dimana support saham ANTM berada di level Rp1.365 per lembar saham.

Titik support ini merupakan area beli yang baik bagi seorang trader. Kemudian titik resistance berada di area Rp1.690 per lembar saham. Titik resistance ini merupakan area jual yang baik bagi seorang trader. Dimana jika seorang trader melakukan pembelian di support dan jual di resistance, maka keuntungan yang didapat trader tersebut berkisar 23% hanya dalam sepekan.

stockbitFoto: stockbit

Cara Menentukan Kapan Stop Loss

Cara menentukan memangkas kerugian di saham tentu tak berbeda jauh dengan cara menentukan take profit, hanya sifatnya berkebalikan. Tidak semua analisa seorang investor maupun trader 100% selalu benar, tentu ada titik dimana keadaan pasar keuangan negara maupun global sedang tidak mendukung pasar saham.

Berikut cara menganalisa dan menentukan stop loss bagi seorang investor maupun trader.

Jika teman-teman seorang investor yang berinvestasi jangka panjang, maka dalam menentukan kapan waktu yang tepat untuk keluar dari saham tersebut adalah:

1. Kinerja Keuangan

Seorang investor harus rajin dalam membaca hasil kinerja keuangan suatu emiten. Jika suatu emiten telah membukukan penurunan pendapatan dan laba bersih bahkan mulai menyentuh kerugian, maka ini adalah sinyal untuk melakukan aksi jual rugi bagi seorang investor.

2. Siklus

Investor yang menyukai atau memiliki saham-saham komoditas juga perlu memperhatikan siklus komoditas. Jika siklus suatu komoditas sudah menunjukkan terjadinya oversupply dengan demand yang berkurang banyak, maka ini menjadi sinyal bahwa harga komoditas tersebut akan anjlok dan siklusnya mulai berakhir dan ditinggalkan. Hal ini bisa menjadi acuan untuk waktu melakukan aksi jual rugi bagi seorang investor.

3. Tren Saham

Jika seorang investor telah mengetahui bahwa tren saham yang dimiliki masuk dalam performa downtrend, maka sebaiknya ditinggalkan terlebih dahulu sebelum turun lebih jauh. Seorang investor terkadang juga harus bijak dala mengenal tren pasar, jika melawan arus maka harus bersiap untuk averaging down atau membeli harga dengan lebih murah sampai titik yang tidak dapat ditentukan.

Kemudian, bagi seorang trader dalam menentukan kapan waktu untuk jual rugi atau stop loss tidak berbeda jauh dari sebelumnya, dimana menentukan titik support dan resistance.

Contoh pada saham PT Astra International Tbk (ASII), seperti yang kita ketahui bahwa tren penjualan mobil saat ini sedang turun. Pada Januari 2025, tercatat penjualan mobil wholesales di angka 61.849 unit, menurun 11,33% dibanding capaian Januari 2024 yang sebanyak 69.758 unit. Penjualan ini juga jadi yang terendah dalam 3 tahun terakhir, di mana pada Januari 2023, tercatat penjualan mobil mencapai 94.270 unit. Secara bulanan, penjualan wholesales juga turun 22,5% dibanding capaian Desember 2024 yang sebesar 79.806 unit.

Penjualan secara retail juga turun 18,6% pada awal tahun ini menjadi 63.858 unit dibanding Januari 2024 yang sebanyak 78.437 unit. Secara bulanan, penjualan retail turun 22,2%.

Sehingga turunnya tren penjualan mobil mendorong saham ASII terus melanjutkan tren penurunan. Jika charting saham ASII telah menembus support, maka hal itu merupakan pertanda untuk melakukan aksi jual rugi atau stoploss jika trader mengambil di area konsolidasi. Hal ini merupakan trading plan agar disiplin supaya tidak menjadi investor dadakan.

stockbitFoto: stockbit

Sanggahan: Artikel rekomendasi saham ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |