Bank Sentral Ramai-Ramai Borong Emas Sepanjang 2025

2 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia — Emas menjadi salah satu aset primadona yang harganya melambung tinggi sepanjang tahun 2025. Bank Sentral dunia pun banyak menimbun logam mulia ini.

Harga emas berulang kali mencetak rekor tertinggi atau all time highnya (ATH) pada tahun ini. Pada perdagangan Jumat (26/12/2025), harga emas dunia naik 1,18% di level US$4.532,28 per troy ons. Penutupan perdagangan tersebut memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa. Sementara pada perdangan intraday, harga emas sempat menyentuh level US$4.549,71 per troy ons.

Harga emas dengan cepat berganti level dalam tiga hari terakhir. Pada Jumat (19/12/2025), harga emas masih di level US$ 4.300 kemudian Senin sudah berada d level US$ 4.400 dan kemudian menembus US$ 4.500.

Seiring dengan itu, bank sentral di dunia kedapatan ramai-ramai menambah cadangan emas mereka.

Pada kuartal I-2025, negara-negara seperti Polandia, Azerbaijan, dan China menjadi pembeli emas terbesar yang tercatat secara resmi. Selain itu, aliran masuk emas yang stabil ke Iran juga menunjukkan potensi tambahan pembelian oleh Bank Sentral Iran.

Masuk ke semester pertama, data dari World Gold Council (WGC) menunjukkan, beberapa bank sentral kembali melakukan pembelian bersih hingga 166 ton emas dalam tiga bulan terakhir hingga Juni 2025. Di mana hal ini 33% lebih rendah secara basis kuartalan.

Dalam paruh pertama ini, bank sentral India, POlandia dan China masuk dalam daftar pembeli emas terbesar di dunia. Diketahui, bank sentral India (Reserve Bank of India/RBI), telah membeli hampir setengah ton emas pada pekan terakhir Juni lalu, setelah periode pembelian emas batangan yang relatif konservatif pada tahun fiskal berjalan. Sedangkan, stok emas RBI yang beredar mencapai hampir 880 ton per 27 Juni 2025.

Begitu juga bank sentral Polandia (National Bank of Poland/NBP). Bank itu menambahkan 19 ton ke cadangan emasnya pada kuartal II-2025. Sementara pembelian yang dilaporkan bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) mencapai 6 ton, setengah dari yang dibelinya pada kuartal I-2025. Data WGC menunjukkan bahwa cadangan emas China pada saat iu mencapai 2.299 ton.

Tren akumulasi emas ini terus berlanjut. Hingga Oktober 2025, bank sentral melakukan aksi pembelian masif dengan Brasil menjadi pembeli tertinggi mencapai 16 ton.

Di posisi kedua, Polandia diketahui menyerok emas mencapai 15,6 ton, dan urutan ketiga Uzbekistan dengan menambah 9,3 ton emas ke dalam cadangannya. Hanya Rusia yang melakukan aksi penjualan sebesar 3,1 ton.

Di sisi lain, dari sisi cadangan emas, Amerika Serikat (AS) masih menduduki peringkat pertama dengan cadangan emas mencapai 8.133,50 ton per November 2025.

China berada di posisi ketujuh dengan cadangan emas sebesar 2.304,40 ton, dan India berada di posisi ke sembilan dengan cadangan emas sebesar 880,20 ton. Sementara itu, Indonesia berada di urutan ke 44 dengan cadangan emas mencapai 84,30 ton.

Faktor Bank Sentral Borong Emas

Menurut Metals Focus dalam laporan tahunannya, aksi ini tak lepas dari tren de-dolarisasi, yaitu langkah diversifikasi cadangan devisa dari aset berbasis dolar AS ke emas.

"Faktor-faktor yang mendorong de-dolarisasi tetap kuat. Bahkan, sikap kebijakan Trump yang tidak terduga, kritik publik terhadap Ketua The Fed Jerome Powell, dan prospek fiskal AS yang memburuk semakin mengikis kepercayaan terhadap dolar AS dan obligasi Treasury sebagai aset safe haven," tulis Metals Focus, dikutip Reuters.

Selain itu, tingginya ketegangan geopolitik sejak awal pemerintahan Trump juga disebut mengurangi daya tarik aset-aset AS. Bank sentral kini menyumbang hampir seperempat dari total permintaan emas dunia, menjadikannya kategori pembeli terbesar ketiga setelah sektor perhiasan dan investasi fisik.

Meski volume pembelian diproyeksi turun 8% dari rekor 1.086 ton pada 2024, total pembelian bank sentral tahun ini tetap diperkirakan mencapai 1.000 ton.

Seiring dengan pembelian tersebut, harga emas batangan telah melonjak sekitar 70% tahun ini. Banyak analis menilai, tren penguatan didorong oleh ketegangan geopolitik, pemotongan suku bunga AS, pembelian yang kuat oleh bank sentral, dan permintaan investasi yang kuat.

"Kami terus melihat tema jangka panjang diversifikasi cadangan devisa bank sentral sebagai pendorong utama harga emas hingga akhir dekade ini," menurut analis di SP Angel dalam sebuah catatan.

"Kami memperkirakan harga emas akan naik menuju US$5.000 per troy ons tahun depan," menurut catatan tersebut.

Selain itu, para analis memperkirakan kenaikan lebih lanjut hingga tahun depan, dengan Goldman Sachs memperkirakan harga emas mencapai US$4.900 per troy ons pada Desember 2026.

Permintaan aset safe-haven juga diperkirakan akan tetap kuat di tengah ketegangan di Timur Tengah, ketidakpastian mengenai kesepakatan perdamaian Rusia-Ukraina dan tindakan AS terhadap kapal tanker Venezuela.

Big Stories merupakan kumpulan berita lama dari CNBC Indonesia yang telah dipublikasikan sebelumnya dan disajikan kembali karena menjadi berita terpopuler dan paling banyak diminati sepanjang tahun 2025. Informasi yang dimuat tidak selalu mencerminkan kondisi atau perkembangan terbaru. Pembaca disarankan untuk meninjau tanggal publikasi dan mencari referensi tambahan untuk mendapatkan informasi terkini

(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
800hoki download slot games 2000hoki download slot games
4000hoki download slot games 6000hoki download slot games
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |