Ada Banjir dan Banyak PHK, THR Susah Jadi "Obat Kuat" Ekonomi Indonesia

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Momen Tunjangan Hari Raya (THR) menjadi hal positif yang diharapkan dapat menggerakkan roda perekonomian Indonesia khususnya dalam hal konsumsi. Namun, bencana banjir, banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan efisiensi anggaran membuat dampak THR tak akan sekencang tahun-tahun sebelumnya.

Seperti diketahui, Presiden Prabowo Subianto resmi mengumumkan THR untuk Aparatur Sipil Negara (ASN), termasuk PNS, PPPK, serta TNI dan Polri, akan dicairkan pada Senin, 17 Maret 2025.

Kebijakan THR ini diumumkan langsung oleh Presiden di Istana Negara, Selasa (11/3/2025). Dalam kesempatan ini, Prabowo didampingi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri PANRB Rini Widyantini.

"Saya telah menandatangani PP Nomor 11 Tahun 2025 yang mengatur kebijakan pemberian THR dan gaji ke-13 bagi aparatur negara. THR dan gaji ke-13 tahun 2025 akan diberikan kepada seluruh aparatur negara di pusat dan daerah, termasuk PNS, PPPK, prajurit TNI dan Polri, hakim, serta para pensiunan dengan jumlah total mencapai 9,4 juta penerima," kata Prabowo.

Sebagai informasi, THR menjadi hasil pembahasan dalam Rapat Koordinasi Tingkat Menteri. Rapat itu dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Rapat dihadiri oleh Yassierli, Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, serta Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza pada Kamis (27/2).

Airlangga mengatakan pemerintah mengalokasikan Rp50 triliun untuk THR PNS 2025. Harapannya dapat meningkatkan daya beli masyarakat untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025.

Harapannya dengan adanya tambahan pendapatan, maka daya beli masyarakat pun mengalami kenaikan dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2025.

Ekonomi RI di Momen Ramadhan & Lebaran

Pertumbuhan ekonomi Indonesia (Produk Domestik Bruto/PDB) cenderung berada di teritori yang sangat positif ketika Ramadan maupun Lebaran.

Pantauan CNBC Indonesia Research dalam 10 tahun terakhir atau sejak 2015 menunjukkan bahwa pertumbuhan PDB Indonesia secara kuartalan (quarter on quarter/qoq) pada bulan Ramadan mayoritas mengalami kenaikan yakni tujuh dari 10 kali, hanya pada kuartal II-2020, kuartal I-2023, dan kuartal I-2024, PDB Indonesia mengalami kontraksi.

Sementara pada momen di bulan Lebaran, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia hanya terjadi kontraksi satu kali yakni di momen pandemi Covid-19 atau tepatnya pada kuartal II-2020. Sedangkan sisanya cenderung tumbuh signifikan bahkan punya rata-rata sebesar 2,936%.

Ekonom Panin Sekuritas, Felix Darmawan mengungkapkan bahwa dampak momen THR cenderung positif bagi Indonesia.

"Dampak THR mestinya positif ke ekonomi Indonesia, karena memang setiap lebaran pertumbuhan kita bisa beda +0,2 sampai +0,3% QoQ dibanding kuartal non festive season," kata Felix.

Namun ia juga menyampaikan bahwa tantangan di sektor tenaga kerja serta daya beli yang melemah perlu diperhatikan karena terlihat jelas dari data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia periode Februari 2025 yang terpantau turun ke angka 126,4.

"Kita tahu ada banyak PHK atau tutup pabrik di beberapa bulan ke belakang," pungkas Felix.

Felix menegaskan soal data tenaga kerja Indonesia yang masih menjadi tantangan tersendiri karena dapat berdampak pada daya beli di tengah Ramadhan.

Dengan semakin maraknya PHK atau dengan kata lain keluar dari sektor formal, maka angkatan kerja ini akan menjadi pengangguran atau masuk ke sektor nonformal. Hal ini relatif kurang baik karena tidak ada jaminan kesehatan, pensiun, termasuk THR.

Lebih lanjut, proyeksi pemudik di tahun ini juga cenderung lebih rendah dibandingkan proyeksi pemudik 2024 (146,48 juta orang vs 193,6 juta orang) menjadi perhatian karena jika jumlah pemudik berkurang, maka tidak menutup kemungkinan terjadi kemunduran dalam hal perputaran roda perekonomian daerah dan nasional.

Sebagai informasi, Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwaghandi mengungkapkan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT), di mana setidaknya ada 146,48 juta orang yang akan melakukan perjalanan mudik di momen Lebaran 2025 nanti. Prediksi awal, Lebaran tahun ini akan jatuh bertepatan pada tanggal 30-31 Maret 2025.

Mayoritas pemudik, sebanyak 23% akan menggunakan mobil pribadi, dengan asal terbanyak dari Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Sementara daerah tujuan utama adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Yogyakarta.

Diprediksi, puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 28-30 Maret 2025, namun kebijakan bekerja dari mana saja alias Work From Anywhere (WFA) diharapkan dapat menyebarkan pergerakan pemudik lebih merata, bahkan sejak 21 Maret 2025.

Situasi THR dan dampaknya ke ekonomi domestik di tahun ini pun menjadi sorotan bagi Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas, Fikri C Permana yang menyampaikan bahwa memang ada kemungkinan terjadi kenaikan daya beli. Namun ia juga menggarisbawahi perihal ada kehati-hatian dari masyarakat.

"Mungkin karena ada program realokasi dan penghematan APBN, beberapa kasus PHK besar-besaran dan lain-lain yang kemungkinan menahan konsumsi ke level yang lebih rendah dibanding tahun lalu," papar Fikri.

"Disamping juga bencana banjir kemarin, yang sepertinya juga cukup masif terjadi ya, sehingga saya melihat kemungkinan konsumsi juga arahnya mungkin lebih ke barang pokok, dibanding sekunder (sandang), atau tersier, yang dulu lebih sering dilakukan," tambah Fikri.

Dampak positif THR terhadap perekonomian pun ditegaskan oleh Bank Mandiri dari empat aspek seperti likuiditas perbankan, pertumbuhan PDB konsumsi rumah tangga, belanja makanan dan transportasi, hingga likuiditas perekonomian dari belanja pemerintah.

Bank Mandiri mengungkapkan Dana Pihak Ketiga (DPK) secara rata-rata mengalami kenaikan sebesar 0,1% mom selama periode Ramadhan dan penyaluran THR serta dapat meningkatkan tingkat tabungan masyarakat terutama pada kelompok bawah.

Lebih lanjut, pertumbuhan konsumsi rumah tangga juga akan mengalami kenaikan yang secara rata-rata sebeasr 1,2 ppt qoq.

Alokasi belanja rumah tangga di daerah tujuan mudik seperti Jateng, Jabar, dan Jatim juga akan mengalami peningkatan.

Terakhir soal belanja pemerintah pada kuartal I-2025 diperkirakan naik 17,2% yoy diikuti dengan uang beredar (M1) yang diproyeksikan tumbuh 13% yoy pada kuartal I-2025, sejalan dengan meningkatnya aktivitas dan konsumsi masyarakat selama Ramadhan.

Proyeksi Pertumbuhan PDB Kuartal I-2025

Kekhawatiran soal momen pembagian THR ini juga memberikan kekhawatiran bagi Global Markets Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto yang mengungkapkan bahwa THR dapat menjadi penguatan ekonomi walaupun ada transisi pemerintahan (peralihan fokus anggaran).

"Proses untuk belanja terutama terkait dengan program prioritas pemerintah ini yang kelihatannya yang memperlambat tempo ekonomi kita tumbuh di atas 5%," ujar Myrdal.

Namun demikian, Myrdal memproyeksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 sekitar 5,02% (year on year/yoy).

Untuk ke depannya, pertumbuhan yang lebih tinggi tampaknya cukup sulit tercapai kecuali ada pemangkasan suku bunga serta program prioritas anggaran pemerintah mulai berjalan secara masif.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)

Read Entire Article
8000hoki online hokikilat online
1000hoki online 5000hoki online
7000hoki online 9000hoki online
Ekonomi Kota | Kalimantan | | |