Emanuella Bungasmara Ega Tirta, CNBC Indonesia
31 December 2025 16:25
Jakarta, CNBC Indonesia- Di tengah lonjakan pariwisata global, pola liburan warga Indonesia ke luar negeri justru membentuk peta ekonomi yang lebih menarik daripada sekadar daftar destinasi.
Badan Pusat Statistik (BPS) Oktober 2025 menunjukkan bahwa hampir tiga dari sepuluh perjalanan wisnas Indonesia berakhir di Malaysia. Angka itu mencapai 28,40%, jauh di atas negara lain. Arab Saudi berada di posisi kedua (17,85%), disusul Singapura (12,79%), Tiongkok (7,80%), dan Jepang (4,18%).
Dominasi Malaysia bukan sekadar soal jarak. Struktur pengeluaran membuat negara ini menjadi "gerbang" utama belanja turis Indonesia di luar negeri.
Tiket murah, jarak dekat, dan kepadatan rute penerbangan membuat frekuensi kunjungan jauh lebih tinggi dibanding negara lain. Secara ekonomi, itu berarti uang wisatawan Indonesia lebih banyak mengalir ke negara yang secara logistik paling efisien.
Arab Saudi muncul sebagai anomali struktural. Hampir 18% perjalanan wisnas Indonesia Oktober 2025 diarahkan ke sana, lonjakan ini berasal dari umrah dan ziarah, yang bersifat non-discretionary. Ketika harga tiket naik atau nilai tukar melemah, arus ini relatif bertahan karena berbasis kewajiban keagamaan, bukan preferensi liburan.
Sementara itu Singapura berada di posisi ketiga bukan karena murah, melainkan karena fungsinya sebagai hub belanja, kesehatan, dan transit global.
Tiket ke Singapura memang lebih mahal dari Malaysia, namun kota ini menyerap belanja tinggi per orang, mulai dari medis, konser internasional, hingga luxury retail. Dalam neraca devisa, satu wisatawan ke Singapura menghasilkan "kebocoran" valas lebih besar dibanding satu wisatawan ke Malaysia.
Foto: BPS
Tujuan wisata
China dan Jepang melengkapi lima besar dengan karakter yang berbeda. China masuk karena konektivitas bisnis, pameran dagang, dan wisata kota besar. Jepang mencerminkan naiknya kelas menengah Indonesia yang memburu pengalaman high-value tourism, dari ski hingga belanja elektronik dan kuliner.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Statistik Wisatawan Nasional 2024, pengeluaran wisatawan Indonesia yang bepergian ke luar negeri memang dicatat per negara tujuan sebagai rata-rata belanja per perjalanan (mencakup tiket, akomodasi, konsumsi, transportasi lokal, dan aktivitas).
Dalam rilis itu, Malaysia berada di kelas biaya terendah dengan sekitar US$1.045 per trip, mencerminkan pola kunjungan singkat dan berulang.
Singapura sedikit lebih mahal di sekitar US$1.225 per trip atau Rp 20,52 juta (US$1=Rp 16.755), konsisten dengan peran kota ini sebagai hub belanja dan layanan sedangkan Arab Saudi yang mayoritas dikunjungi untuk umrah dan ziarah mencapai sekitar US$2.599 per trip.
Jepang menjadi yang termahal di kelompok tujuan utama dengan sekitar US$2.917 per trip.
CNBC Indonesia Research
(emb/emb)

3 hours ago
4

















































